11.314
suntingan
(←Membuat halaman berisi 'thumb|[[Unmanned aerial vehicle|Drone view of a bridge during a visual inspection for structural health assessment.]] A '''bridge management system''' ('''BMS''') is a set of methodologies and procedures for managing information about bridges. Such system is capable of document and process data along the entire life cycle of the structure steps: project design, construction, monitoring, mainte...') |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[File:Drone view of a bridge during an inspection.jpg|thumb|[[Unmanned aerial vehicle|Drone]] view of a bridge during a visual inspection for structural health assessment.]] | [[File:Drone view of a bridge during an inspection.jpg|thumb|[[Unmanned aerial vehicle|Drone]] view of a bridge during a visual inspection for structural health assessment.]] | ||
Bridge Management System (BMS) adalah [[Sistem Manajemen Jembatan]] yang dikembangkan oleh [[Direktorat Jenderal Bina Marga]] pada kurun tahun 1992 untuk pelaksanaan manajemen jembatan pada jalan nasional dan provinsi. BMS yang pada saat ini perlu dilakukan perbaikan mengingat BMS masih berplatform [[MS DOS]]. | |||
Dalam rangka merevitalisasi kembali software BMS sebagai alat bantu dalam proses penyusunan rencana dan pemrograman jembatan sehingga selaras dengan metoda yang digunakan dalam sistem Perencanaan Teknik Preservasi Jembatan maka pada tahun 2011 [[Direktorat Bina Program]] akan melaksanakan pekerjaan Modifikasi dan Revitalisasi BMS dengan bantuan jasa konsultan. | |||
Adapun peran sistem-sistem manajemen jalan dalam proses manajemen jalan dapat dilihat pada bagan alur berikut ini : | |||
Tujuan rencana dan program dalam BMS adalah sebagai berikut : | |||
* Mengidentifikasikasi jembatan-jembatan yang tidak memenuhi standar baik standar kondisi dan lalu lintas. | |||
* Menentukan strategi penanganan jangka panjang yang dapat menghasilkan nilai ekonomi yang terbaik. | |||
* Menjamin semua penanganan dapat terpantau dan database jembatan selalu dalam keadaan mutakhir. | |||
Komponen-komponen yang terdapat dalam Bridge Management System (BMS) : | |||
* Inspeksi jembatan. | |||
* Rencana dan pemograman. | |||
* Perencanaan teknik. | |||
* Pelaksanaan dan pengawasan. | |||
* Manajemen bahan jembatan. | |||
Adapun kegiatan rencana dalam BMS : | |||
* Mengkaji ulang dan menetapkan kerangka kebijakan. | |||
* Memeriksa dan memperbaharui data jembatan. | |||
* Mengimport data jalan yang terakhir (update) dari [[IRMS]]. | |||
* Menentukan tahun acuan. | |||
* Menjalankan skrining teknis dan evaluasi ekonomi. | |||
·Menyiapkan program indikatif tahunan dan lima tahunan (termasuk menentukan anggaran). | |||
Kegiatan program dalam BMS adalah sebagai berikut : | |||
·Menyiapkan alternatif penanganan untuk setiap jembatan yang akan diprogramkan. | |||
* Mengevaluasi strategi penanganan. | |||
* Mengkonfirmasikan penangananan untuk setiap jembatan. | |||
* Menetapkan jembatan untuk program akhir. | |||
* Mengalokasikan sumber dana. | |||
* Mengkaji ulang program sesuai dengan ketersediaan dana/keterbatasan anggaran. | |||
Fasilitas-fasilitas yang ada dalam sistem BMS adalah : | |||
* Pencatatan seluruh inventarisasi jembatan. | |||
* Nilai kondisi dan nilai lalu lintas. | |||
* Identifikasi penanganan jembatan. | |||
* Urutan prioritas pekerjaan jembatan. | |||
* Alokasi dana yang optimum. | |||
* Prosedur-prosedur standar untuk pelaksanaan pekerjaan jembatan. | |||
Tujuan spesifik dari pemeriksaan jembatan adalah : | |||
* Memeriksa keamanan jembatan pada saat layan. | |||
* Menjaga terhadap ditutupnya jembatan. | |||
* Mencatat kondisi jembatan pada saat layan. | |||
* Menyediakan data untuk personil: | |||
** Perencanaan teknis | |||
** Konstruksi | |||
** Pemeliharaan | |||
* Pemeriksaan terhadap pengaruh dari beban kendaraan dan jumlah kendaraan. | |||
* Memantau jembatan secara jangka panjang. | |||
* Menyediakan informasi mengenai dasar pembebanan jembatan. | |||
Data yang dikumpulkan pada saat pemeriksaan jembatan adalah : | |||
* · Data administrasi jembatan | |||
** Nama jembatan | |||
** Cabang dinas | |||
** Nomor jembatan | |||
** Tahun pembangunan | |||
* · Dimensi jembatan : | |||
** Panjang total | |||
** Jumlah bentang | |||
* Jenis konstruksi, kondisi komponen utama setiap bentang jembatan dan elemen jembatan secara individual. | |||
* Data lainnya. | |||
Dalam melakukan input data pada program BMS, input data pemeriksaan jembatan dibagi menjadi beberapa jenis yaitu : | |||
1. Pemeriksaan Inventarisasi. Yang dimaksud dengan pemeriksaan ini adalah : | |||
– Pemeriksaan ini dilakukan pertama kali untuk setiap jembatan, antara lain : data administrasi, data geometri, data material, data kondisi secara umum, data kapasitas lalu lintas, data kapasitas muatan. | |||
– Pemeriksaan inventarisasi sekali seumur jembatan kecuali ada perubahan konstruksi. | |||
2. Pemeriksaan Detail : | |||
– Pemeriksaan detail dilakukan untuk mencatat seluruh elemen jembatan seperti : identifikasi elemen jembatan, tingkat kondisi elemen, pola kerusakan elemen. | |||
– Tujuan pemeriksaan ini untuk mengetahui kondisi jembatan secara detail dan akan dilakukan minimum sekali dalam lima tahun. | |||
3. Pemeriksaan Rutin : | |||
– Pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya sesuatu yang tidak diharapkan akan terjadi pada jembatan. | |||
– Pemeriksaan rutin dilaksanakan secara efektif sekali setahun. | |||
4. Pemeriksaan Khusus apabila diperlukan | |||
Hubungan antara BMS dengan IRMS antara lain adalah sebagai berikut : | |||
· Mengetahui biaya operasi kendaraan setiap jenis kendaraan. | |||
· Data hasil perhitungan lau lintas harian rata-rata (AADT) pada setiap ruas jalan. | |||
· Kondisi setiap ruas jalan. | |||
· Program penanganan jalan setiap ruas jalan : | |||
– Pemeliharaan rutin | |||
– Pemeliharaan berkala | |||
– Peningkatan | |||
Keuntungan adanya Bridge Management System (BMS) : | |||
· Jumlah jembatan yang ada pada jalan nasional dan jalan propinsi. | |||
· Informasi mengenai jembatan yang runtuh pada jalan nasional dan provinsi. | |||
· Ikhtisar kondisi jembatan untuk di suatu provinsi. | |||
· Jumlah jembatan di suatu provinsi. | |||
· Informasi mengenai umur jembatan, apakah ada jemabtan yang berusia lebih dari 50 tahun pada suatu ruas jalan. | |||
· Jumlah jembatan yang lebih sempit dari lebar jalan. | |||
· Informasi mengenai program penanganan jembatan pada tahun sebelumnya. | |||
· Informasi mengenai desain semua jembatan yang diprogramkan pada tahun yang akan datang. | |||
Dalam proses pelaksanaan input data BMS, Balai Besar Pelaksanaan Jalan mempunyai tugas dan peranan antara lain sebagai berikut : | |||
1.Restore hasil backup P2JN ke komputer BMS sesuai provinsi yang bersangkutan. | |||
2. Restore laporan hasil survey lapangan pemeriksaan jalan dan jembatan. | |||
3. Melakukan inputing data hasil detail inspeksi tahun ini. | |||
4. Melakukan backup data. | |||
5. Menyerahkan hasil backup data ke Direktorat Bina Program (Subdit data dan Informasi). | |||
Foto Dokumentasi Pelaksanaan Survey Jembatan di Lapangan: | |||
== History == | == History == | ||
Since the late 1980s the structural health assessment and monitoring of bridges represented a critical topic in the field of [[Infrastructure|civil infrastructure]] management.<ref name=":5">{{Cite journal |last1=Thompson |first1=Paul D. |last2=Small |first2=Edgar P. |last3=Johnson |first3=Michael |last4=Marshall |first4=Allen R. |date=1998 |title=The Pontis Bridge Management System |url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.2749/101686698780488758 |journal=Structural Engineering International |language=en |volume=8 |issue=4 |pages=303–308 |doi=10.2749/101686698780488758 |issn=1016-8664}}</ref> In the 1990s, the [[Federal Highway Administration]] (FHWA) of the United States promoted and sponsored PONTIS and BRIDGEIT, two computerized platforms for viaduct inventory and monitoring named BMSs.<ref name=":4" /><ref name=":5" /> In the following years, also outside the U.S., the growing need of an organized and digitized road asset management has led responsible national agencies to adopt increasingly complex solutions able to meet their objectives, such as building inventories and inspection [[Database|databases]], planning for maintenance, repair and rehabilitation interventions in a systematic way, optimizing the allocation of financial resources, and increasing the safety of bridge users.<ref name=":0" /> Moreover, as of 2020s, the occurrence of some significant bridge collapse events and an increased sensitivity to the [[Environmental impact assessment|environmental impact]] of large structure management operations has led some national authorities such as [[France]] and [[Italy]] to the designation of national guidelines with detailed guidance for the development and adoption of multilevel BMS to optimize bridge management.<ref name=":1" /><ref name=":6" /><ref name=":2" /> | Since the late 1980s the structural health assessment and monitoring of bridges represented a critical topic in the field of [[Infrastructure|civil infrastructure]] management.<ref name=":5">{{Cite journal |last1=Thompson |first1=Paul D. |last2=Small |first2=Edgar P. |last3=Johnson |first3=Michael |last4=Marshall |first4=Allen R. |date=1998 |title=The Pontis Bridge Management System |url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.2749/101686698780488758 |journal=Structural Engineering International |language=en |volume=8 |issue=4 |pages=303–308 |doi=10.2749/101686698780488758 |issn=1016-8664}}</ref> In the 1990s, the [[Federal Highway Administration]] (FHWA) of the United States promoted and sponsored PONTIS and BRIDGEIT, two computerized platforms for viaduct inventory and monitoring named BMSs.<ref name=":4">{{Cite journal|last1=Hawk|first1=Hugh|last2=Small|first2=Edgar P.|date=1998|title=The BRIDGIT Bridge Management System|url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.2749/101686698780488712|journal=Structural Engineering International|language=en|volume=8|issue=4|pages=309–314|doi=10.2749/101686698780488712|issn=1016-8664}}</ref><ref name=":5" /> In the following years, also outside the U.S., the growing need of an organized and digitized road asset management has led responsible national agencies to adopt increasingly complex solutions able to meet their objectives, such as building inventories and inspection [[Database|databases]], planning for maintenance, repair and rehabilitation interventions in a systematic way, optimizing the allocation of financial resources, and increasing the safety of bridge users.<ref name=":0" /> Moreover, as of 2020s, the occurrence of some significant bridge collapse events and an increased sensitivity to the [[Environmental impact assessment|environmental impact]] of large structure management operations has led some national authorities such as [[France]] and [[Italy]] to the designation of national guidelines with detailed guidance for the development and adoption of multilevel BMS to optimize bridge management.<ref name=":1" /><ref name=":6" /><ref name=":2" /> | ||
== System components == | == System components == |