Kota Batu

Lua error in Modul:Coordinates at line 492: attempt to index field 'wikibase' (a nil value).

Kota Batu
Kota Wisata Batu (KWB)
Transkripsi bahasa daerah
 • Hanacarakaꦧꦠꦸ
 • Abjad Pegonباتو
 • Osob KiwalanUtab
Candi Songgoriti
Julukan: 
  • Kota Apel
  • de Kleine Zwitserland
Motto: 
Hakaryo guno mamayu bawono
(Jawa) Berkarya guna memajukan dunia
(1934 Jawa / 2001 Masehi)
Lua error in Modul:Mapframe at line 701: attempt to index field 'wikibase' (a nil value).
Letak Batu di Jawa Timur
Lua error in Modul:Location_map at line 425: Kesalahan format nilai koordinat.
Koordinat: Galat Lua: callParserFunction: function "#coordinates" was not found.
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
Tanggal berdiri17 Oktober 2001
Dasar hukumUU No. 12/2001
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 3
  • Kelurahan: 5
  • Desa: 19
Pemerintahan
 • Wali KotaAries Agung Paewai, S.STP, M.M. (pejabat)
 • Sekretaris DaerahDrs. Zadim Effisiensi, M.Si
Luas
 • Total199,09 km2 (7,687 sq mi)
Peringkat39
Ketinggian
892 m (2,927 ft)
Ketinggian tertinggi
1.800 m (5,900 ft)
Ketinggian terendah
700 m (2,300 ft)
Populasi
 • Total213.046
 • Peringkat65
 • Kepadatan1.070/km2 (2,800/sq mi)
 • Peringkat kepadatan65
Demografi
 • AgamaIslam 94,45%
Kristen 5,08%
- Protestan 3,82%
- Katolik 1,26%
Buddha 0,25%
Hindu 0,20%
Konghucu 0,02%
Lainnya 0,05%[2]
 • BahasaBahasa Nasional:
Indonesia (resmi)
Bahasa Pengantar:
Inggris (utama)
Arab
Mandarin
Bahasa Daerah:
Jawa (dominan)
Jawa Arekan
Lainnya
 • IPMKenaikan 76,28 (0,762)
Tinggi (2021)[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
Lua error in Modul:Wikidata at line 1121: attempt to index field 'wikibase' (a nil value).
Kode area telepon+62 341
Pelat kendaraanN xxxx K**/L*
Kode KemendagriLua error in Modul:Wikidata at line 1121: attempt to index field 'wikibase' (a nil value).
DAURp 506.544.783.000,- (2020)[4]
Slogan pariwisataShining Batu
Situs webwww.batukota.go.id

Batu (Jawa: Osob Kiwalan: Utab[5]) adalah sebuah kota wisata di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 90 km sebelah barat daya Surabaya atau 15 km sebelah barat laut Malang. Kota Batu berada di jalur yang menghubungkan Malang-Kediri dan Jombang. Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Wilayah kota ini berada di ketinggian 800-2.000 meter dan ketinggian rata-rata yaitu 980 meter[6] di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata mencapai 11-19 derajat Celsius.

Kota Batu dahulu merupakan bagian dari Kabupaten Malang, yang kemudian ditetapkan menjadi kota administratif pada 6 Maret 1993. Pada tanggal 17 Oktober 2001, Batu ditetapkan sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Malang.

Batu dikenal sebagai salah satu kota wisata terkemuka di Indonesia, karena potensi keindahan alam yang luar biasa. Kekaguman bangsa Belanda terhadap keindahan dan keelokan alam Batu membuat wilayah kota Batu disejajarkan dengan sebuah negara di Eropa yaitu Swiss dan dijuluki sebagai De Kleine Zwitserland atau Swiss Kecil di Pulau Jawa[7] Bersama dengan Kota Malang dan Kabupaten Malang, Kota Batu merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang dikenal dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan Malang).

SejarahSunting

Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Tijdens de opening van het zwembad Selecta te Poenteno in de Residentie Malang TMnr 60041843.jpg
Peresmian pemandian Selecta (1900-1920).
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Bioscoop Mimosa in Batoe TMnr 60052449.jpg
Bioskop "Mimosa" di Batu (1941).

Sejak abad ke-10, wilayah Batu dan sekitarnya telah dikenal sebagai tempat peristirahatan bagi kalangan keluarga kerajaan, karena wilayah adalah daerah pegunungan dengan kesejukan udara yang nyaman, juga didukung oleh keindahan pemandangan alam sebagai ciri khas daerah pegunungan.

Pada waktu pemerintahan Kerajaan Medang di bawah Raja Sindok, seorang petinggi Kerajaan bernama Mpu Supo diperintah oleh Raja untuk membangun tempat peristirahatan keluarga kerajaan di pegunungan yang didekatnya terdapat mata air. Dengan upaya yang keras, akhirnya Mpu Supo menemukan suatu kawasan yang sekarang lebih dikenal sebagai kawasan wisata Songgoriti. Atas persetujuan Raja Sindok, Mpu Supo yang konon kabarnya juga sakti mandraguna itu mulai membangun kawasan Songgoriti sebagai tempat peristirahatan keluarga kerajaan serta dibangun sebuah candi yang diberi nama Candi Supo.[7]

Candi Supo atau Candi Songgoriti ini merupakan candi patirthan (kolam). Bangunan yang terlihat saat ini, dahulunya beradai di atas kolam. Tingginya sekitar 2,4 meter dari kolam. Kolamnya sendiri telah terpendam. Yang unik dan hanya ada di Candi Songgoriti adalah, terdapat dua mata air berbeda suhu yang letaknya berdekatan, berjarak sekitar 3 meter. Satu mata air bersuhu panas, sekitar 47 derajat Celsius dan mengandung belerang. Satu lagi mata air bersuhu normal cenderung dingin. Diketemukan arca pancuran atau jaladwara bagian kaki candi bagian luar. Lalu ada fragmen kepala kala mirip seperti di Candi Gedongsongo, Bandungan, Semarang.[8]

Di tempat peristirahatan tersebut terdapat sumber mata air yang mengalir dingin dan sejuk seperti semua mata air di wilayah pegunungan. Mata air dingin tersebut sering digunakan mencuci keris-keris yang bertuah sebagai benda pusaka dari Kerajaan Medang. Oleh karena sumber mata air yang sering digunakan untuk mencuci benda-benda kerajaan yang konon katanya bertuah dan mempunyai kekuatan supranatural yang dahsyat, akhirnya sumber mata air yang semula terasa dingin dan sejuk akhirnya berubah menjadi sumber air panas, dan sumber air panas itu sampai sekarang menjadi sumber abadi di kawasan Wisata Songgoriti.

Wilayah Kota Batu yang terletak di dataran tinggi di lereng pegunungan dengan ketinggian 700 sampai 1.700 meter di atas permukaan laut, berdasarkan kisah-kisah orang tua maupun dokumen yang ada maupun yang dilacak keberadaannya, sampai saat ini belum diketahui kepastiannya tentang kapan nama "Batu" mulai disebut untuk menamai kawasan peristirahatan tersebut.

Dari beberapa pemuka masyarakat setempat memang pernah mengisahkan bahwa sebutan Batu berasal dari nama seorang ulama pengikut Pangeran Diponegoro yang bernama Abu Ghonaim atau disebut sebagai Kyai Gubug Angin yang selanjutnya masyarakat setempat akrab menyebutnya dengan panggilan Mbah Wastu. Dari kebiasaan kultur Jawa yang sering memperpendek dan mempersingkat mengenai sebutan nama seseorang yang dirasa terlalu panjang, juga agar lebih singkat penyebutannya serta lebih cepat bila memanggil seseorang, akhirnya lambat laun sebutan Mbah Wastu dipanggil Mbah Tu menjadi Mbatu atau Batu sebagai sebutan yang digunakan untuk sebuah kota dingin di Jawa Timur.

Sedikit menengok ke belakang tentang sejarah keberadaan Abu Ghonaim sebagai cikal bakal serta orang yang dikenal sebagai pemuka masyarakat yang memulai babad alas dan dipakai sebagai inspirasi dari sebutan wilayah Batu, sebenarnya Abu Ghonaim sendiri adalah berasal dari wilayah Jawa Tengah. Abu Ghonaim sebagai pengikut Pangeran Diponegoro yang setia, dengan sengaja meninggalkan daerah asalnya Jawa Tengah dan hijrah ke kaki Gunung Panderman untuk menghindari pengejaran dan penangkapan dari serdadu Belanda (Kompeni).

Abu Ghonaim atau Mbah Wastu yang memulai kehidupan barunya bersama dengan masyarakat yang ada sebelumnya serta ikut berbagi rasa, pengetahuan dan ajaran yang diperolehnya semasa menjadi pengikut Pangeran Diponegoro. Akhirnya banyak penduduk dan sekitarnya dan masyarakat yang lain berdatangan dan menetap untuk berguru, menuntut ilmu serta belajar agama kepada Mbah Wastu.[7] Awalnya mereka hidup dalam kelompok (komunitas) di daerah Bumiaji, Sisir dan Temas, namun akhirnya lambat laun komunitasnya semakin besar dan banyak serta menjadi suatu masyarakat yang ramai.

GeografiSunting

Berkas:Batu city and Mount Panderman-Kawi-Butak from Brakseng 2019-01-12.jpg
Salah satu wilayah perkebunan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu dengan latar belakang pegunungan Butak-Kawi-Panderman.

Wilayah Kota Batu terletak di kaki dan lereng pegunungan dan berada pada ketinggian rata-rata 700–1.800 m di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata mencapai 11-22 derajat Celsius. Batu dikelilingi beberapa gunung, di antaranya adalah:

Dengan luas wilayah sekitar 202,30 km², sebagian besar keadaan topografi kota Batu didominasi kawasan dataran tinggi dan perbukitan yang berlembah-lembah yang terletak di lereng dua pegunungan besar, yaitu Arjuno-Welirang dan Butak-Kawi-Panderman. Di wilayah kota Batu, yang terletak di sebelah utara pusat kota terdapat sebuah hutan lebat yang merupakan kawasan hutan lindung, yakni Taman Hutan Raya Raden Soerjo. Wilayah Kota Batu berbatasan dengan beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Timur, yaitu

Utara Kabupaten Mojokerto & Kabupaten Pasuruan
Timur Kecamatan Karangploso & Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang
Selatan Kecamatan Dau & Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang
Barat Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang

Jenis tanah yang berada di kota Batu sebagian besar merupakan andosol, selanjutnya secara berurutan adalah kambisol, latosol dan aluvial. Tanahnya berupa tanah mekanis yang banyak mengandung mineral yang berasal dari ledakan gunung berapi. Sifat tanah semacam ini mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi.

Sebagai layaknya wilayah pegunungan yang subur, Batu dan sekitarnya juga memiliki panorama alam yang indah dan berudara sejuk, tentunya hal ini akan menarik minat masyarakat lain untuk mengunjungi dan menikmati Batu sebagai kawasan pegunungan yang mempunyai daya tarik tersendiri. Untuk itulah di awal abad ke-19 Batu berkembang menjadi daerah tujuan wisata, khususnya orang-orang Belanda, sehingga orang-orang Belanda itu ikut membangun tempat-tempat peristirahatan (villa) bahkan bermukim di Batu.

Situs dan bangunan-bangunan peninggalan Belanda atau semasa pemerintahan Hindia Belanda itu masih berbekas bahkan menjadi aset dan kunjungan wisata hingga saat ini.

Keindahan alam Batu yang memadukan antara nuansa arsitektur Eropa dan pegunungan yang indah memukau Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta, sehingga setelah Perang Kemerdekaan, Soekarno-Hatta sempat berkunjung dan beristirahat di kawasan Selecta, Batu. Templat:Batu weatherbox

PemerintahanSunting

Daftar Wali KotaSunting

Daftar Wali Kota Batu

Secara administrasi, pemerintahan Kota Batu dipimpin oleh seorang wali kota dan wakil wali kota yang membawahi koordinasi atas wilayah administrasi kecamatan yang dikepalai oleh seorang camat. Kecamatan dibagi lagi menjadi desa dan kelurahan yang dikepalai oleh seorang kepala desa dan seorang lurah. Seluruh camat dan lurah merupakan jajaran pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kota, sedangkan kepala desa dipilih oleh setiap warga desa setiap periode tertentu dan memiliki sebuah pemerintahan desa yang mandiri. Sejak 2007, wali kota Batu dan wakilnya dipilih langsung oleh warga kota dalam pilkada, setelah sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kota. Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu saat ini adalah Dewanti Rumpoko dan Punjul Santoso yang berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Dewan PerwakilanSunting

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Batu

KecamatanSunting

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Batu

Kecamatan Batu pernah menjadi kota kecamatan bagian dari Kabupaten Malang, kemudian bersama dengan Kecamatan Bumiaji dan Kecamatan Junrejo yang juga bagian dari Kabupaten Malang, ketiga kecamatan tersebut digabung dan Batu ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif pada tahun 1993. Sejak tanggal 17 Oktober 2001, Batu ditetapkan sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Malang.

EkonomiSunting

Berkas:View Of Batu & Malang From Gunung Banyak.jpg
Pemandangan pusat kota Batu dari arah Gunung Banyak.

Perekonomian Kota Batu banyak ditunjang dari sektor pariwisata dan pertanian. Letak Kota Batu yang berada di wilayah pegunungan dan pembangunan pariwisata yang pesat membuat sebagian besar pertumbuhan PDB Kota Batu ditunjang dari sektor ini. Di bidang pertanian, Batu merupakan salah satu daerah penghasil apel terbesar di Indonesia yang membuatnya dijuluki sebagai kota apel. Apel Batu memiliki empat varietas yaitu manalagi, rome beauty, anna, dan wangling. Batu juga dikenal sebagai kawasan agropolitan, sehingga juga mendapat julukan kota agropolitan. Karena letak geografis yang berada di dataran tinggi, kota Batu banyak menghasilkan sayur mayur, dan bawang putih. Selain itu, Batu juga merupakan kota seniman di mana terdapat banyak sanggar lukis dan galeri seni di kota ini.

KesehatanSunting

Kesehatan warga kota Batu umumnya mengandalkan pada BPJS. Ke depan warga mengharapkan bisa tercover biaya iuran BPJS dari APBD kota Batu yang banyak dari sektor pariwisata. Selain itu diharapkan banyak putra asli daerah yang bisa menempuh pendidikan dokter dan bekerja di berbagai RS dan klinik yang ada.Daftar Rumah Sakit di Kota Batu

Pendidikan dan Olah RagaSunting

Pada jenjang SD yang terkenal adalah SDK Sang Timur dan SDN Ngaglik. Ada banyak lagi SD lainnya di berbagai desa yang ada seperti SDN Sisir, SDNPesanggrahan dll.

Untuk SMP ada SMPN 1, 2, 3, lalu banyak lagi SMP swasta seperti SMPK Widyatama, SMP Islam dll.

Pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), terdapat 12 sekolah negeri dan swasta [9] yang tersebar di 3 kecamatan di Kota Batu yaitu:

  • SMAN 1 Batu
  • SMAN 2 Batu
  • SMAN 3 Batu
  • SMAK Yos Sudarso
  • SMA Al Hikmah Boarding School Batu
  • SMAS Islam Batu
  • SMAS Selamat Pagi Batu
  • SMAS Al-Izzah Batu
  • SMAS Immanuel Batu
  • SMAS Muhammadiyah 3 Batu
  • SMAS Islam Hasyim Asy Ari Batu
  • MAN Kota Batu
  • Selain itu, kota Batu adalah pusat dari Pembinaan Mental Karate Kyokushinkai yang didirikan pada tanggal 7 Mei 1967 oleh Nardi Tjahjo Nirwanto Surya Atmadja. Perguruan karate beraliran full body contact ini memiliki situs pemakaman 8 karateka yang tenggelam di pantai Ngliyep pada 9 September 1976 yang terletak di pemakaman umum Jalan Karate, Ngaglik.

PariwisataSunting

Berkas:Alunalunbatu.jpg
Kawasan alun-alun Kota Batu pada malam hari.

Pariwisata kota Batu merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia. Jumlah kunjungan wisatawan ke kota ini merupakan salah satu yang terbesar bersama dengan Bali dan Yogyakarta. Objek wisata kota Batu sangat beragam, dari sejarah, retail, pendidikan, hingga kawasan alam. Di objek wisata Songgoriti terdapat Candi Songgoriti peninggalan Kerajaan Medang dan arca Ganesha peninggalan Kerajaan Singhasari serta tempat peristirahatan yang dibangun sejak zaman Belanda.

Ada pula objek wisata terbaru di Kota Batu berupa wisata udara paralayang. Setiap hari Minggu, di alun-alun Batu diselenggarakan Pasar Wisata Minggu yang menjual makanan khas Batu serta berbagai macam kerajinan tangan. Jawa Timur Park merupakan salah satu tempat wisata paling populer di Jawa Timur.

Di Batu juga terdapat Batu Night Spectacular, taman hiburan remaja dengan beberapa wahana menyerupai Dunia Fantasi Ancol di Jakarta. Selain itu, ada juga tempat pariwisata pelajar dan keluarga yaitu Museum Satwa. Museum yang bertaraf internasional dan bergaya Yunani ini adalah museum di mana replika satwa di seluruh dunia yang belum punah dan yang sudah punah ada di sini. Kita juga dapat melihat replika kerangka hewan purba. Museum Satwa ini juga pernah menjadi tempat syuting video clip lagu dari The Virgin yaitu Belahan Jiwa. Berbagai sarana kegiatan luar ruang banyak tersedia dan yang paling terkenal adalah Beji Outbound yang terletak di Desa Beji, Kecamatan Junrejo.

Pada tahun 2014, di kota ini dibuka Museum Angkut yang merupakan museum koleksi alat transportasi yang ada di seluruh dunia. Museum ini menjadi museum transportasi pertama dan terlengkap di Asia. Selain itu, pada tahun 2015 di kota Batu juga dibuka The Bagong Adventure Museum Tubuh. The Bagong Adventure Museum Tubuh ini merupakan wisata pendidikan tentang anatomi tubuh manusia. The Bagong Adventure Museum Tubuh ini menjadi museum anatomi tubuh pertama di Indonesia dan terbesar di Asia.

Pada tahun 2015 di kota Batu juga resmi beroperasi Predator Fun Park yang merupakan wisata pendidikan dengan koleksi hewan-hewan predator. Predator Fun Park terletak di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo. Saat ini ada pula tempat wisata baru, Jatim Park 3 yang datang dengan mengusung tema Dino Park. Jatim park 3 dengan luas 5 hektare hadir bersama 17 zona permainan yang siap untuk dijelajahi. Demi memudahkan pengunjung untuk menikmati wahana yang ada di tempat ini, wahana di bagi menjadi beberapa kategori.[1]

Wisata AlamSunting

  • Wisata gua terdapat di Cangar dan Tlekung
  • Air terjun Coban Rais
  • Air terjun Coban Talun
  • Air terjun Coban Putri
  • Pemandian Songgoriti (pemandian air panas)
  • Pemandian Selecta (pemandian air)
  • Pemandian Cangar (pemandian air panas mengandung belerang)

AgrowisataSunting

Wisata PerkemahanSunting

Wisata KeluargaSunting

Wisata PendidikanSunting

  • Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu
  • Museum Angkut+
  • Museum Satwa (Jawa Timur Park 2)
  • The Bagong Adventure Museum Tubuh
  • Omah Munir (Museum)
  • Kampoeng Kidz

AkomodasiSunting

Daftar Hotel di Kota Malang Demi menunjang pariwisata yang berada di Kota Batu, dapat ditemukan dengan mudah tempat akomodasi mulai dari guest house / rumah singgah, villa, losmen, hingga hotel berbintang yang tersebar di beberapa titik strategis kota.

Beberapa hotel di kota Batu antara lain:

–Hotel Singhasari

–Hotel Kusuma

–Hotel Orchid

–Hotel Klub Bunga

–Hotel Wijaya Kusuma

–Hotel Batu

–Hotel Asida

–Hotel Metropole

–Hotel Aston

Pencarian hotel dapat dilakukan dengan mudah melalui situs-situs travel seperti Traveloka, Agoda, Tiket.com, Red Doorz, OYO dll.

RetailSunting

Kota Batu memiliki beberapa pusat perbelanjaan mulai dari pusat perbelanjaan modern hingga pasar modern dan tradisional. Pusat perbelanjaan modern ternama di Batu di antaranya adalah Lippo Plaza Batu dan Plaza Batu, sedangkan pasar tradisional ternama di kota Batu adalah Pasar Batu. Selain itu, di Batu juga terdapat pasar terapung yang bernama Pasar Apung Nusantara yang menjadikannya sebagai pasar terapung pertama di Jawa Timur. Kompleks Pasar Apung Nusantara ini menjadi satu kesatuan dari kompleks wisata Museum Angkut di kota Batu.

Beberapa pasar yang lebih kecil dapat dijumpai seperti di Jalan Sajid, Jalan Brantas, dll. untuk kebutuhan warga lokal.

di Jalan Gadjah Mada kota Batu terdapat toko-toko legendaris seperti Bali Photo Studio, toko buku Pelajar dan beberapa toko kain, fashion, sepatu.

TransportasiSunting

Kota Batu merupakan jalan MalangKediri , MalangPasuruan dan MalangMojokerto.

Fasilitas jalan raya dirasakan sangat padat terutama di hari-hari libur sehingga potensi kemacetan sangat tinggi. Pelebaran jalan, penambahan jalan alternatif, atau bahkan jalan toll ataupun penarikan jalur kereta ke kota Batu adalah solusi yang harus dipikirkan.

Terdapat Terminal bus kota Batu untuk angkutan umum.

LingkunganSunting

Banjir bandangSunting

Bencana banjir bandang terjadi di Kota Batu pada 4 November 2021. Wilayah yang terdampak yakni beberapa titik desa di kecamatan Bumiaji, tepatnya di desa Sumber Brantas, dusun Sambong dan dusun Beru di desa Bulukerto, Jalan Raya Selecta di desa Tulungrejo, desa Pandanrejo, dusun Gemulo di desa Punten, dan Jalan Raya Dieng di desa Sidomulyo.[10][11] Banjir bandang terjadi pasca Kota Batu diguyur hujar dengan intensitas tinggi sejak sore hari[11]

Banjir bandang di Kota Batu pada 4 NOvember 2021 ini tergolong banjir paling parah dalam kurun waktu 20 tahun terakhir [12]

Dampak dari bencana ini, hingga 5 November 2021, ditemukan 6 orang korban meninggal dunia. Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, PMI, Basarnas, TNI, Polri dan lintas instansi terkait, melakukan pencarian korban hilang lain di wilayah terdampak.[13] Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Agung Sedayu, mengatakan pada 4 November 2021, banjir bandang ini merusak 21 bangunan, umumnya adalah rumah warga, kemudian 30 kendaraan juga rusak yakni 27 motor dan 3 mobil.[10]

KulinerSunting

MasakanSunting

Masakan khas Kota Batu, adalah:

  • Warung Wareg (gurami sadis, nila bakar)
  • Warung Mesir (sate kambing, nasi kebuli)
  • Kairo (sate, gule)
  • Warung Sidik (pecel, krengsengan, soto)
  • Warung Djamiah (rawon, pecel, campur)
  • Niki Kopitiam (Chinese food)
  • Depot Brantas (Chinese food)
  • Warung B2 (masakan babi)
  • Pos Ketan Legenda (ketan aneka rasa)
  • Warung Khas Jawa (Jawa Timuran)
  • Warung Amin (pecel, gule)
  • Depot Flamboyant (sejak 1982, Chinese & Indonesian)
  • Warung Bethania
  • Sate Hot Plate (kambing, ayam, gule)
  • Sate Kelinci
  • Soto ayam Pak Djari
  • Soto Sokip
  • Bakso Batu (Bakso Arief, Bakso Kota,dll)
  • Sego Bancakan
  • Lalap Ikan Wader
  • Mendhol, Tempe, Menjes
  • Sego Empog Wakini
  • Rujak Cingur Bu Muji
  • Rujak Sakura
  • Depot Ijo Royo Royo
  • Ayam goreng Pemuda
  • Ayam goreng Kalasan
  • Kuliner alun-alun kota Batu

Jajanan pasarSunting

Jajanan pasar khas Kota Batu, adalah:

  • Ketan Manis (yaitu jajanan pasar, terdiri dari ketan, bubuk kelapa dan gula manis)
  • Tapai Ketan Hitam (yaitu bisa ditemukan di daerah Cangar, yang dapat menghangatkan tubuh)

MinumanSunting

Minuman khas Kota Batu, adalah:

  • Es Krim Milco (yaitu es krim buatan rumahan merek MILCO khas Batu)
  • Angsle (sejenis kolak dengan ketan dan serabi juga petulo yang sangat nikmat dengan suasana dingin Kota Batu)
  • Susu KUD Kota Batu
  • Es campur Pak Said

Oleh-olehSunting

Oleh-oleh khas Kota Batu, adalah:

  • Berbagai produk apel, termasuk: sari apel, jenang dan dodol apel, cuka apel, dan keripik apel.
  • Buah apel: Manalagi dan Ana.
  • Berbagai keripik: keripik singkong, kentang, dan aneka buah lainnya
  • Berbagai sari buah: Sari buah apel, dan lainnya
  • Susu segar

Media MassaSunting

Berkas:Logo Mitra FM.png
Mitra FM, salah satu stasiun radio di Batu

Sebagian besar jaringan media cetak maupun elektronik yang ada di Kota Batu juga dapat diterima wilayah Malang Raya lainnya, yaitu Kota Malang dan Kabupaten Malang. Stasiun televisi di Batu di antaranya Batu TV. Stasiun radio di Batu di antaranya Radio Mitra FM, radio keluarga dengan jangkauan meliputi Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang. Radio ini mengudara di frekuensi FM 97.0 MHz sejak tahun 2007.

Buletin dan media massa lokalSunting

ReferensiSunting

  1. "Kota Batu Dalam Angka 2021" (pdf). www.batukota.bps.go.id. hlm. 9, 53. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-24. Diakses tanggal 16 Juni 2021. 
  2. "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kota Batu". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-14. Diakses tanggal 17 Februari 2020. 
  3. "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 4 Maret 2022. 
  4. "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 16 Juni 2021. 
  5. Adi Soenarno (2011). Kamus bahasa Malangan : osob kiwalan (boso walikan), bahasa "kebalikan" Malang, bahasa Malang (osob ngalam) (edisi ke-Cet. 1). Wagir, Malang: Bayumedia Pub. ISBN 978-602-9136-14-2. OCLC 742568478. 
  6. "Website Batukota". website.batukota.go.id. Diakses tanggal 2018-09-15. [pranala nonaktif permanen]
  7. 7,0 7,1 7,2 Zaenuddin H.M., Asal usul Kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe. Cetakan I: Oktober 2013. ISBN 978-602-11-3930-1. hal. 63-68
  8. "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-30. Diakses tanggal 2022-05-30. 
  9. http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/pencarian/[pranala nonaktif permanen] Diakses tanggal 22 Januari 2021
  10. 10,0 10,1 Hartik, Andi (5 November 2021). Dheri Agriesta, Dheri, ed. "Dampak Banjir Bandang di Kota Batu, 21 Bangunan dan 30 Kendaraan Rusak". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-05. Diakses tanggal 5 November 2021. 
  11. 11,0 11,1 Ramadhoni, Erha Aprili (4 November 2021). "Banjir Bandang Terjang Kota Batu dan Malang, 15 Orang Hanyut". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-05. Diakses tanggal 5 November 2021. 
  12. "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-26. Diakses tanggal 2022-05-30. 
  13. "Korban Meninggal Banjir Bandang di Kota Batu Jadi 6 Orang". www.beritasatu.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-05. Diakses tanggal 5 November 2021. 

Pranala luarSunting

Templat:Kota Batu