1.295
suntingan
(←Membuat halaman berisi '[00:00:00] ''Bismillah, bismillahirrahmanirahim alhamdulillahirabbil 'alamiin wabihi nastainu 'ala umuriddunya waddiin, allahuma sholli wa salim wa barrik ala habibina wasyyafiina sayyidina wa Maulana Muhammadin wa 'ala alihi wa ashabihi waman tabiahum biihsanin Ila yaumiddin, amma ba'du.'' Bismillah, teman-teman kita lanjut lagi ya, belajar melalui ngaji filsafat kita. Bulan ini kita banyak belajar nanti tentang kebudayaan. Khususnya kebudayaan Indonesia, mu...') |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
| Baris 1: | Baris 1: | ||
[00:00:00] | [00:00:00,000] | ||
''Bismillah, bismillahirrahmanirahim alhamdulillahirabbil 'alamiin wabihi nastainu 'ala umuriddunya waddiin, allahuma sholli wa salim wa barrik ala habibina wasyyafiina sayyidina wa Maulana Muhammadin wa 'ala alihi wa ashabihi waman tabiahum biihsanin Ila yaumiddin, amma ba'du.'' | ''Bismillah, bismillahirrahmanirahim alhamdulillahirabbil 'alamiin wabihi nastainu 'ala umuriddunya waddiin, allahuma sholli wa salim wa barrik ala habibina wasyyafiina sayyidina wa Maulana Muhammadin wa 'ala alihi wa ashabihi waman tabiahum biihsanin Ila yaumiddin, amma ba'du.'' | ||
<hr> | |||
[00:00:53,607] | |||
Bismillah, teman-teman kita lanjut lagi ya, belajar melalui ngaji filsafat kita. Bulan ini kita banyak belajar nanti tentang kebudayaan. Khususnya kebudayaan Indonesia, mumpung ini bulan Agustus ya, kita belajar sebentar, bukan tentang apa sih budaya Indonesia itu? tapi bagaimana sih jadi makhluk yang berbudaya di Indonesia. | Bismillah, teman-teman kita lanjut lagi ya, belajar melalui ngaji filsafat kita. Bulan ini kita banyak belajar nanti tentang kebudayaan. Khususnya kebudayaan Indonesia, mumpung ini bulan Agustus ya, kita belajar sebentar, bukan tentang apa sih budaya Indonesia itu? tapi bagaimana sih jadi makhluk yang berbudaya di Indonesia. | ||
Makanya tokoh yang kita angkat bulan ini ada dua tokoh nasional dan dua tokoh dari barat. Satu tema di tengah-tengah nanti bonus ya itu, karena tanggal merah, jadi saya ngak tahu nanti isinya apa, pokoknya itu tema kita, santai-santai saja, nanti kalau yang pas tanggal 17 itu. | Makanya tokoh yang kita angkat bulan ini ada dua tokoh nasional dan dua tokoh dari barat. Satu tema di tengah-tengah nanti bonus ya itu, karena tanggal merah, jadi saya ngak tahu nanti isinya apa, pokoknya itu tema kita, santai-santai saja, nanti kalau yang pas tanggal 17 itu. | ||
<hr> | |||
[00:02:03,767] | |||
Baik, malam hari ini, kita akan membahas pandangan tentang kebudayaan kita yang seharusnya menurut [[Sutan Takdir Alisjahbana]]. Teman-teman mungkin pernah mendengar nama ini, mungkin dulu waktu sekolah pernah belajar tentang bahasa dan sastra Indonesia pasti pernah mendengar nama beliau. Beliau ini dikenal sebagai pelopor pujangga baru. Beliau tokoh cendekiawan intelektual, budayawan, sastrawan, ahli bahasa. Cuma malam hari ini kita ndak bahas macam-macam, kita bahas tentang kebudayaan. | Baik, malam hari ini, kita akan membahas pandangan tentang kebudayaan kita yang seharusnya menurut [[Sutan Takdir Alisjahbana]]. Teman-teman mungkin pernah mendengar nama ini, mungkin dulu waktu sekolah pernah belajar tentang bahasa dan sastra Indonesia pasti pernah mendengar nama beliau. Beliau ini dikenal sebagai pelopor pujangga baru. Beliau tokoh cendekiawan intelektual, budayawan, sastrawan, ahli bahasa. Cuma malam hari ini kita ndak bahas macam-macam, kita bahas tentang kebudayaan. | ||
<hr> | |||
[00:02:57,567] | |||
Jadi, zaman dulu sekitar tahun 1935, itu terjadi namanya 'polemik kebudayaan'. Jadi sebelum Indonesia merdeka, itu orang-orang pintar zaman itu, itu merancang kiro-kiro idealnya Indonesia itu seperti apa? | Jadi, zaman dulu sekitar tahun 1935, itu terjadi namanya 'polemik kebudayaan'. Jadi sebelum Indonesia merdeka, itu orang-orang pintar zaman itu, itu merancang kiro-kiro idealnya Indonesia itu seperti apa? | ||
Nah yang memicu debat beliau, ini, Sultan Takdir Ali Syahbana. Nanti banyak tokoh-tokoh lain menanggapi, karena memang gagasan beliau yang paling kontroversial. Makanya bulan ini kita ambil dua kubu dari tokoh polemik kebudayaan ini yang agak kontras. Yang pertama, dari pandangannya Sultan Takdir, orang mengenalnya beliau ini liberal westernis, ke barat-baratan. Minggu depan kita bahas yang kontras, yaitu [[Ki Hadjar Dewantara]]. Ki Hajar juga menanggapi, pandangan-pandangan yang dianggap westernis dari seorang Sutan Takdir Ali Syahbana. | Nah yang memicu debat beliau, ini, Sultan Takdir Ali Syahbana. Nanti banyak tokoh-tokoh lain menanggapi, karena memang gagasan beliau yang paling kontroversial. Makanya bulan ini kita ambil dua kubu dari tokoh polemik kebudayaan ini yang agak kontras. Yang pertama, dari pandangannya Sultan Takdir, orang mengenalnya beliau ini liberal westernis, ke barat-baratan. Minggu depan kita bahas yang kontras, yaitu [[Ki Hadjar Dewantara]]. Ki Hajar juga menanggapi, pandangan-pandangan yang dianggap westernis dari seorang Sutan Takdir Ali Syahbana. | ||
<hr> | |||
Tapi teman-teman ngak usah khawatir ini debatnya orang-orang pintar yang semuanya ingin yang terbaik untuk Indonesia, meskipun pandangannya beda-beda. Nah ini, bagi saya penting, ini kita garis bawahi, asumsi yang jenisnya ''husnudzon'', ini. | |||
Hari ini banyak problem dalam kehidupan kita, itu kita menyikapi apapun secara su'udzon. Kalau ada orang berbuat baik, kita khawatir jangan-jangan Itu pencitraan, jangan-jangan nanti aku ''dikadali'' belakangnya. Jadi kita, kita terus ndak tenang. Apalagi orang yang jelas-jelas jahat. Kalau ada orang yang menampilkan kebaikan kita curiga, jangan-jangan dibalik itu ada pamrihnya, akhirnya kita juga ndak tenang. | |||
Nah sekarang kita latihan untuk | Nah sekarang kita latihan untuk husnudzon, termasuk polemik-polemik ini. Jadi yo sesuai kapasitas, sesuai perspektif dari beliau-beliau yang ingin Indonesia ini dapat yang terbaik. Ya tentu saja perspektifnya beda-beda. Asalkan kita tetap berposisi kritis, tetap berposisi tidak nge-''judge'' begitu saja sebelum kita paham apa sih hakikatnya gagasan itu. Ya saya sarankan ndak berhenti malam hari ini saja, minggu depan dilanjutkan di perspektif yang berbeda. Karena kalau berhenti malam hari ini saja yo jatuhnya westernis nanti, agak bau barat, tapi bukan berarti ndak rasional. | ||
<hr> | |||
Asiknya belajar filsafat itu, "belajar tokoh ini, oh rasanya kok asik ya tokoh ini", terus minggu depan ganti tokoh lagi, "Oh ini yo asik juga", terus sampean bingung terus "tokohnya banyak asik kabeh" akhirnya kita ndak ngapa-ngapain. Cuma bagian bagian menilai, ini asyik ini ndak asyik, ini asyik, ini ndak asik itu saja. | Asiknya belajar filsafat itu, ''"belajar tokoh ini, oh rasanya kok asik ya tokoh ini"'', terus minggu depan ganti tokoh lagi, ''"Oh ini yo asik juga"'', terus sampean bingung terus ''"tokohnya banyak asik kabeh"'', akhirnya kita ndak ngapa-ngapain. Cuma bagian bagian menilai, ini asyik ini ndak asyik, ini asyik, ini ndak asik itu saja. | ||
Baik, yo seperti gayanya ngaji filsafat ya, kita gali, kita cari, mana yang cocok, mana yang sesuai untuk hidup kita. Entah di bagian mana, entah di titik yang mana. | Baik, yo seperti gayanya ngaji filsafat ya, kita gali, kita cari, mana yang cocok, mana yang sesuai untuk hidup kita. Entah di bagian mana, entah di titik yang mana. | ||
<hr> | |||
Oke, beliau ini mungkin tadi sudah saya sebut ya, tokoh Pujangga baru. beliau banyak jasanya khususnya untuk dunia bahasa Indonesia. Beliau orang pertama yang menyusun secara sistematis tata bahasa Indonesia yang kita pelajari sekarang di sekolah-sekolah. Beliau ini agak kecewa karena beliau punya misi bagaimana bahasa Melayu yang sekarang jadi bahasa Indonesia itu tidak sekedar jadi bahasa kita tapi juga bahasa pergaulan regional. | Oke, beliau ini mungkin tadi sudah saya sebut ya, tokoh Pujangga baru. beliau banyak jasanya khususnya untuk dunia bahasa Indonesia. Beliau orang pertama yang menyusun secara sistematis tata bahasa Indonesia yang kita pelajari sekarang di sekolah-sekolah. Beliau ini agak kecewa karena beliau punya misi bagaimana bahasa Melayu yang sekarang jadi bahasa Indonesia itu tidak sekedar jadi bahasa kita tapi juga bahasa pergaulan regional. | ||