Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2024/batang tubuh
Pasal 1[sunting sumber]
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Malang. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Malang. 3. Bupati adalah Bupati Malang. 4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Malang.
Pasal 2[sunting sumber]
APBD Tahun Anggaran 2024 semula berjumlah Rp4.734.425.715.285,00 bertambah sebesar Rp228.483.160.424,00, sehingga menjadi Rp4.962.908.875.709,00, dengan rincian sebagai berikut:
a. | Pendapatan Daerah: | ||||
1. | Semula | 4.683.270.034.727,00 | |||
2. | Bertambah | 11.488.346.994,00 | |||
Jumlah Pendapatan Daerah setelah Perubahan | 4.694.758.381.721,00 | ||||
b. | Belanja Daerah: | ||||
1. | Semula | 4.734.425.715.285,00 | |||
2. | Bertambah | 228.483.160.424,00 | |||
Jumlah Belanja Daerah setelah Perubahan | 4.962.908.875.709,00 | ||||
Defisit | 268.150.493.988,00 | ||||
c. | Pembiayaan Daerah | ||||
1. | Penerimaan: | ||||
a) | Semula | 58.455.680.558,00 | |||
b) | Bertambah | 216.994.813.430,00 | |||
Jumlah Penerimaan setelah Perubahan | 275.450.493.988,00 | ||||
2. | Pengeluaran: | ||||
a) | Semula | 7.300.000.000,00 | |||
b) | Bertambah/(Berkurang) | 0,00 | |||
Jumlah Pengeluaran setelah Perubahan | 7.300.000.000,00 | ||||
Jumlah Pembiayaan Netto setelah Perubahan | 268.150.493.988,00 | ||||
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran | |||||
Tahun Berkenaan setelah Perubahan | 0,00 |
Pasal 3[sunting sumber]
Anggaran Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a terdiri dari: a. Pendapatan Asli Daerah: 1. Semula Rp1.035.841.915.837,00 2. Bertambah/(Berkurang) Rp 0,00 Jumlah Pendapatan Asli Daerah setelah Perubahan Rp 1.035.841.915.837,00 b. Pendapatan Transfer: 1. Semula Rp3.637.634.845.890,00 2. Bertambah Rp 13.502.855.994,00 Jumlah Pendapatan Transfer setelah Perubahan Rp 3.651.137.701.884,00 c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah: 1. Semula Rp 9.793.273.000,00 2. Berkurang Rp (2.014.509.000,00) Jumlah Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah setelah Perubahan Rp 7.778.764.000,00
Pasal 4[sunting sumber]
(1) Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a terdiri dari: a. Pajak Daerah: 1. Semula Rp 484.666.164.778,00 2. Bertambah/(Berkurang) Rp 0,00 Jumlah Pajak Daerah setelah Perubahan Rp 484.666.164.778,00 b. Retribusi Daerah: 1. Semula Rp 358.609.921.176,00 2. Berkurang Rp (1.817.863.611,00) Jumlah Retribusi Daerah setelah Perubahan Rp 356.792.057.565,00 c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan: 1. Semula Rp 49.105.259.793,00 2. Bertambah/(Berkurang) Rp 0,00 Jumlah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan setelah Perubahan Rp 49.105.259.793,00 d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah: 1. Semula Rp 143.460.570.090,00 2. Bertambah Rp 1.817.863.611,00 Jumlah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah setelah Perubahan Rp 145.278.433.701,00 (2) Pendapatan Transfer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b terdiri dari: a. Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat: 1. Semula Rp 3.288.666.937.000,00 2. Bertambah Rp 30.120.952.090,00 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat setelah Perubahan Rp 3.318.787.889.090,00 b. Pendapatan Transfer Antar Daerah: 1. Semula Rp 348.967.908.890,00 2. Berkurang Rp (16.618.096.096,00) Jumlah Pendapatan Transfer Antar Daerah setelah Perubahan Rp 332.349.812.794,00 (3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c terdiri dari: a. Pendapatan Hibah: 1. Semula Rp 9.793.273.000,00 2. Berkurang Rp (2.014.509.000,00) Jumlah Pendapatan Hibah setelah Perubahan Rp 7.778.764.000,00
Pasal 5[sunting sumber]
Anggaran Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b terdiri dari: a. Belanja Operasi: 1. Semula Rp 3.403.689.648.939,00 2. Bertambah Rp 139.819.285.133,00 Jumlah Belanja Operasi setelah Perubahan Rp 3.543.508.934.072,00 b. Belanja Modal: 1. Semula Rp 569.080.951.470,00 2. Bertambah Rp 85.830.037.890,00 Jumlah Belanja Modal setelah Perubahan Rp 654.910.989.360,00 c. Belanja Tidak Terduga: 1. Semula Rp 3.000.000.000,00 2. Bertambah Rp 2.333.837.401,00 Jumlah Belanja Tidak Terduga setelah Perubahan Rp 5.333.837.401,00 d. Belanja Transfer: 1. Semula Rp 758.655.114.876,00 2. Bertambah Rp 500.000.000,00 Jumlah Belanja Transfer setelah Perubahan Rp 759.155.114.876,00
Pasal 6[sunting sumber]
(1) Belanja Operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a terdiri dari: a. Belanja Pegawai: 1. Semula Rp 1.849.746.140.761,00 2. Bertambah Rp 53.503.508.367,68 Jumlah Belanja Pegawai setelah Perubahan Rp 1.903.249.649.128,68 b. Belanja Barang dan Jasa: 1. Semula Rp 1.165.364.304.684,00 2. Bertambah Rp 33.733.014.217,32 Jumlah Belanja Barang dan Jasa setelah Perubahan Rp 1.199.097.318.901,32 c. Belanja Subsidi: 1. Semula Rp 1.500.000.000,00 2. Bertambah/(Berkurang) Rp 0,00 Jumlah Belanja Subsidi setelah Perubahan Rp 1.500.000.000,00 d. Belanja Hibah: 1. Semula Rp 288.927.003.494,00 2. Bertambah Rp 63.792.312.548,00 Jumlah Belanja Hibah setelah Perubahan Rp 352.719.316.042,00 e. Belanja Bantuan Sosial: 1. Semula Rp 98.152.200.000,00 2. Berkurang Rp (11.209.550.000,00) Jumlah Belanja Bantuan Sosial setelah Perubahan Rp 86.942.650.000,00 (2) Belanja Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b terdiri dari: a. Belanja Modal Tanah: 1. Semula Rp 4.208.121.046,00 2. Bertambah Rp 5.101.756.426,00 Jumlah Belanja Modal Tanah setelah Perubahan Rp 9.309.877.472,00 b. Belanja Modal Peralatan dan Mesin: 1. Semula Rp 96.688.925.304,00 2. Bertambah Rp 47.590.606.446,00 Jumlah Belanja Modal Peralatan dan Mesin setelah Perubahan Rp 144.279.531.750,00 c. Belanja Modal Gedung dan Bangunan: 1. Semula Rp 77.519.314.970,00 2. Bertambah Rp 6.308.405.557,00 Jumlah Belanja Modal Gedung dan Bangunan setelah Perubahan Rp 83.827.720.527,00 d. Belanja Modal Jalan, Jaringan, dan Irigasi: 1. Semula Rp 388.350.990.000,00 2. Bertambah Rp 26.570.086.411,00 Jumlah Belanja Modal Jalan, Jaringan, dan Irigasi setelah Perubahan Rp 414.921.076.411,00 e. Belanja Modal Aset Tetap Lainnya: 1. Semula Rp 1.595.125.650,00 2. Berkurang Rp (150.800.950,00) Jumlah Belanja Modal Aset Tetap Lainnya setelah Perubahan Rp 1.444.324.700,00 f. Belanja Modal Aset Lainnya: 1. Semula Rp 718.474.500,00 2. Bertambah Rp 409.984.000,00 Jumlah Belanja Modal Aset Lainnya setelah Perubahan Rp 1.128.458.500,00 (3) Belanja Transfer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d terdiri dari: a. Belanja Bagi Hasil: 1. Semula Rp 50.727.518.876,00 2. Bertambah/(Berkurang) Rp 0,00 Jumlah Belanja Bagi Hasil setelah Perubahan Rp 50.727.518.876,00 b. Belanja Bantuan Keuangan: 1. Semula Rp 707.927.596.000,00 2. Bertambah Rp 500.000.000,00 Jumlah Belanja Bantuan Keuangan setelah Perubahan Rp 708.427.596.000,00
Pasal 7[sunting sumber]
Anggaran Pembiayaan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c terdiri dari: a. Penerimaan: 1. Semula Rp 58.455.680.558,00 2. Bertambah Rp 216.994.813.430,00 Jumlah Penerimaan setelah Perubahan Rp 275.450.493.988,00 b. Pengeluaran: 1. Semula Rp 7.300.000.000,00 2. Bertambah/(Berkurang) Rp 0,00 Jumlah Pengeluaran setelah Peubahan Rp 7.300.000.000,00
Pasal 8[sunting sumber]
(1) Penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a berupa Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA): a. Semula Rp 58.455.680.558,00 b. Bertambah Rp 216.994.813.430,00 Jumlah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) setelah Perubahan Rp 275.450.493.988,00 (2) Pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b berupa Penyertaan Modal Daerah: a. Semula Rp 7.300.000.000,00 b. Bertambah/(Berkurang) Rp 0,00 Jumlah Penyertaan Modal Daerah setelah Perubahan Rp 7.300.000.000,00
Pasal 9[sunting sumber]
(1) Dalam keadaan darurat termasuk keperluan mendesak, Pemerintah Daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya dan/atau pengeluaran melebihi pagu yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini melalui anggaran Belanja Tidak Terduga. (2) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. bencana alam, bencana nonalam, bencana sosial dan/atau kejadian luar biasa; b. pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan; dan/atau c. kerusakan sarana/prasarana yang dapat mengganggu kegiatan pelayanan publik. (3) Keperluan mendesak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. kebutuhan Daerah dalam rangka pelayanan dasar masyarakat yang anggarannya belum tersedia dalam tahun anggaran berjalan; b. belanja Daerah yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib; c. pengeluaran Daerah yang berada di luar kendali Pemerintah Daerah dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya, serta amanat peraturan perundang-undangan; dan/atau d. pengeluaran Daerah lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat. (4) Belanja Daerah yang bersifat mengikat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b merupakan belanja yang dibutuhkan secara terus menerus dan harus dialokasikan oleh pemerintah daerah dengan jumlah yang cukup untuk keperluan setiap bulan dalam tahun anggaran berkenaan, seperti: a. belanja pegawai antara lain untuk pembayaran kekurangan gaji, tunjangan; dan b. belanja barang dan jasa antara lain untuk pembayaran telepon, air, listrik dan internet. (5) Belanja Daerah yang bersifat wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b merupakan belanja untuk terjaminnya kelangsungan pemenuhan pendanaan pelayanan dasar masyarakat antara lain pendidikan, kesehatan, melaksanakan kewajiban kepada pihak ketiga, kewajiban pembayaran pokok pinjaman, bunga pinjaman yang telah jatuh tempo, dan kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (6) Dalam hal alokasi anggaran Belanja Tidak Terduga tidak mencukupi, Pemerintah Daerah: a. melakukan penyesuaian atas program, kegiatan dan subkegiatan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan atau antar Satuan Kerja Perangkat Daerah sepanjang program, kegiatan dan subkegiatan belum dilaksanakan/direalisasikan; b. melakukan optimalisasi/penjadwalan ulang atas program/kegiatan/ subkegiatan atau belanja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan; dan/atau c. memanfaatkan kas yang tersedia. (7) Penggunaan Belanja Tidak Terduga untuk keadaan darurat di luar penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui pergeseran anggaran dari Belanja Tidak Terduga ke dalam program, kegiatan dan subkegiatan serta belanja terkait pada Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 10[sunting sumber]
Uraian lebih lanjut Perubahan APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini, terdiri dari: a. Lampiran I Ringkasan Perubahan APBD yang Diklasifikasi Menurut Kelompok dan Jenis Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan; b. Lampiran II Ringkasan Perubahan APBD yang Diklasifikasi Menurut Urusan Pemerintahan Daerah dan Organisasi; c. Lampiran III Rincian Perubahan APBD Menurut Urusan Pemerintahan Daerah, Organisasi, Program, Kegiatan, Subkegiatan, Akun, Kelompok, Jenis Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan; d. Lampiran IV Rekapitulasi Perubahan Belanja dan Kesesuaian Menurut Urusan Pemerintahan Daerah, Organisasi, Program, Kegiatan, dan Subkegiatan Beserta Indikator dan Target Kinerja; e. Lampiran V Rekapitulasi Perubahan Belanja Daerah untuk Keselarasan dan Keterpaduan Urusan Pemerintah Daerah dan Fungsi dalam Kerangka Pengelolaan Keuangan Negara; f. Lampiran VI Rekapitulasi Perubahan Belanja untuk Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal; g. Lampiran VII Sinkronisasi Program pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah/Rencana Pembangunan Daerah dengan Perubahan APBD; h. Lampiran VIII Sinkronisasi Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan pada Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan Perubahan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dengan Perubahan APBD; i. Lampiran IX Sikronisasi Program Prioritas dan Kegiatan Prioritas Nasional dengan Program Prioritas Daerah; i. Lampiran X Daftar Perubahan Jumlah Pegawai Per Golongan dan Per Jabatan; j. Lampiran XI Daftar Piutang Daerah; k. Lampiran XII Daftar Penyertaan Modal Daerah dan Investasi Daerah Lainnya; l. Lampiran XIII Daftar Perkiraan Penambahan dan Pengurangan Aset Tetap Daerah dan Aset Lain-lain; m. Lampiran XIV Daftar Sub Kegiatan Tahun Jamak (Multy Years); n. Lampiran XV Daftar Dana Cadangan; dan o. Lampiran XVI Daftar Pinjaman Daerah.
{{Perundangan pasal2|11| Bupati menetapkan Peraturan Bupati tentang Penjabaran Perubahan APBD
sebagai landasan operasional pelaksanaan Perubahan APBD.====
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Malang.
====
{{{2}}}