Eduard Spranger
Eduard Spranger adalah seorang filsuf dan psikolog akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 M. Ia dikenal karena pemikirannya mengenai jenis kepribadian manusia dan kebudayaannya.
Pekerjaan[sunting | sunting sumber]
Eduard Spranger dilahirkan di Berlin pada tahun 1882.[1] Ia bekerja sebagai guru besar di bidang filsafat.[2] Selain itu, Eduard Spranger merupakan psikolog.[3]
Hasil pemikiran[sunting | sunting sumber]
Jenis kepribadian manusia[sunting | sunting sumber]
Eduard Spranger membedakan manusia menjadi 6 jenis kepribadian manusia sesuai dengan pandangan hidup manusia itu sendiri.[4] Pembagiannya didasarkan kepada kecenderungan manusia dalam memilih nilai bagi kehidupannya.[5] Keenam jenis manusia menurutnya adalah manusia politik, manusia sosial, manusia pengetahuan, manusia seni, manusia agama dan manusia ekonomi. Ciri manusia politik adalah menyukai kekuasaan tetapi tidak mengutamakan kekayaan. Manusia politik lebih suka mengatur orang lain dan suka memaksakan kehendaknya kepada orang lain. Manusia sosial adalah manusia yang mengutamakan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat. Ciri utamanya adalah mudah bergaul dan suka menolong serta dermawan dan tidak egois. Manusia pengetahuan memiliki ciri suka membaca, berpikir dan selalu penasaran akan banyak hal. CIrinya adalah suka belajar dan menerima kritikan tentang pengetahuan. Manusia seni adalah manusia yang menyukai keindahan dari berbagai hal. Ciri hidupnya sederhana dan terkesan aneh dalam pergaulan secara umum. Manusia agama adalah manusia yang mengutamakan ketuhanan dibandingkan dengan kehidupan duniawi. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk penyembahan dan pemujaan kepada Tuhan. Sedangkan manusia ekonomi adalah manusia yang mengutamakan keuntungan dan kerugian dalam pekerjaan. Cirinya adalah suka mengumpulkan harta dan cenderung kikir.[6]
Jenis kebudayaan[sunting | sunting sumber]
Eduard Spranger menetapkan kebudayaan sebagai suatu sistem nilai.[7] Alasannya adalah adanya susunan nilai-nilai pada budaya yang membentuk suatu struktur tertentu.[8] Eduard Spranger mengelompokkan kebudayaan menjadi enam bidang. Namun, keenam bidang ini secara umum termasuk dalam dua kelompok besar. Kelompok pertama adalah bidang kebudayaan yang berkaitan dengan manusia sebagai individu. Di dalam kelompok ini terdapat nilai pengetahuan, ekonomi, kesenian dan agama. Sedangkan kelompok kedua adalah bidang kebudayaan yang berkaitan dengan manusia sebagai anggota masyarakat. Dua bidangnya adalah kemasyarakatan dan perpolitikan.[9]
Definisi kebudayaan oleh Eduard Spranger dikaitkannya dengan konsep tentang roh. Ia meyakini bahwa roh terbagi menjadi dua jenis, yaitu roh yang subjektif dan roh yang objektif. Karena itu, Eduard Spranger meyakini bahwa kebudayaan merupakan hasil pembentukan kondisi batin dari masyarakatnya dan mengandung nilai spiritual.[10]
Perbedaan kebudayaan dan peradaban[sunting | sunting sumber]
Eduard Spranger membedakan secara jelas antara kebudayaan dan peradaban. Ia mengartikan kebudayaan sebagai segala bentuk kehidupan atau ekspresi dari suatu kehidupan masyarakat yang bersifat batin. Sementara itu, ia mengartikan peradaban sebagai perwujudan kemajuan teknologi dan pola material dari kehidupan masyarakat tersebut.[11]
Pengaruh pemikiran[sunting | sunting sumber]
Sistem nilai[sunting | sunting sumber]
Pemikiran Eduard Spranger mengenai permasalahan psikologi telah dijadikan sebagai rujukan oleh para psikolog dan sosiolog dalam pengkategorian sistem nilai. Secara konsisten, sistem nilai ditetapkan beradasarkan nilai yang dominan di dalam kehidupan individu. Nilai dominan ini ada enam jenis, yaitu nilai ekonomis, nilai sosial, nilai religius, nilai estetika, nilai intelektual dan nilai kekuasaan.[12]
Keberpihakan filsafat psikologi[sunting | sunting sumber]
Eduard Spranger merupakan salah satu tokoh akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 yang berusaha menyeimbangkan antara psikologi alam dengan gestalt. Ia mengembangkan psikologi sebagai ilmu manusia dengan metode pemahaman sebagai intinya.[13] Eduard Spranger menyempurnakan ide-ide abstrak yang dimiliki gurunya yaitu Wilhelm Dilthey terkait psikologi sebagai ilmu manusia. Pada tahun 1924, ia berhasil menerapkan gagagasan ilmu manusia terhadap psikologi remaja. Hasil penelitiannya mampu memberikan ketetapan atas karakteristik remaja secara menyeluruh. Ketetapan ini dinyatakannya untuk remaja laki-laki berusia 14 hingga 22 tahun, dan bagi remaja perempuan berusia 13 hingga 19 tahun. Pemikiran-pemikirannya kemudian dikenal sebagai psikologi perkembangan remaja berdasarkan pemahaman.[14]
Referensi[sunting | sunting sumber]
Catatan kaki[sunting | sunting sumber]
- ↑ Teo, Thomas (1 Januari 2017). "Spranger, Eduard". Springer.
- ↑ Ghazali, A. M., dan Ghazali, N. (September 2016). Ghazali, R., dan Suryani, ed. Deteksi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara. hlm. 113. ISBN 978-602-217-283-3.
- ↑ Dister, Nico Syukur (2022). Erdian, ed. Psikologi Agama 2 tentang Segi Insani Iman dan Agama: Dasar dan Sikap Hidup Beragama. Sleman: Penerbit PT Kanisius. hlm. 47. ISBN 978-979-21-7100-6.
- ↑ Surawan dan Mazrur (2020). Hamdanah, ed. Psikologi Perkembangan Agama: Sebuah Tahapan Perkembangan Agama Manusia (PDF). Yogyakarta: Penerbit K-Media. hlm. 148.
- ↑ Susanti, E., dan Endayani, H. (2018). Dora, Nuriza, ed. Konsep Dasar IPS (PDF). Medan: CV. Widya Puspita. hlm. 137. ISBN 978-602-528-199-0.
- ↑ Jati, B. M. E., dan Pryambodo, T. K. (2015). Maya, ed. Kewirausahaan: Technopreneurship untuk Mahasiswa Ilmu-ilmu Eksakta. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta. hlm. 6–7. ISBN 978-979-29-5138-7.
- ↑ Sitinjak, E. L. M., dkk. (2019). Manajemen Keuangan Terapan: Keperilakuan Keuangan, Personaliti, Variasi Bisnis & Strategi Investasi Investor Individu (PDF). Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata. hlm. 72. ISBN 978-623-7635-00-0.
- ↑ Mujito dan Djuwadi, G. (2018). Yudiernawati, Atti, ed. Buku Ajar Pengembangan Kepribadian (PDF). Malang: Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang. hlm. 5. ISBN 978-602-50763-1-2.
- ↑ Nadirah, Yahdinil Firda (2020). Sidik, Maqbullah, ed. Psikologi Kepribadian (PDF). Serang: Media Madani. hlm. 108–109. ISBN 978-623-6599-12-9.
- ↑ Mustar, dkk. (2020). Rikki, Alex, ed. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yayasan Kita Menulis. hlm. 33–34. ISBN 978-623-6761-58-8.
- ↑ Aizid, Rizem (2018). Rusdianto, ed. Sejarah Terlengkap Peradaban Dunia. Yogyakarta: Noktah. hlm. 6–7. ISBN 978-602-5781-01-8.
- ↑ Barata, Atep Adya (2003). Toruan, Rayendra L., ed. Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo. hlm. 160. ISBN 978-979-205-065-3.
- ↑ Teo 2003, hlm. 77.
- ↑ Teo 2003, hlm. 82.
Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]
- Teo, Thomas (2003). "Wilhelm Dilthey (1833–1911) and Eduard Spranger (1882–1963) on the Developing Person". The Humanistic Psychologist. 31.