1.295
suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
| Baris 1: | Baris 1: | ||
Pembicara:<br>'''[[Fahruddin Faiz|Dr. Fahruddin Faiz, M. Ag]]''' | |||
Tautan Audio:<br>'''https://youtu.be/IgYKvRFo150'''<br> | Tautan Audio:<br>'''https://youtu.be/IgYKvRFo150'''<br> | ||
| Baris 8: | Baris 6: | ||
Nama Channel:<br>'''MJS Channel''' | Nama Channel:<br>'''MJS Channel''' | ||
Juru Transkrip:<br>'''Julian S''' (https://saweria.co/juliansukrisna)<br> | |||
Tanggal Transkrip:<br>'''Kamis, 19 Desember 2024'''<br> | |||
<hr> | <hr> | ||
{{timeline|tc=00:00:00,000| | {{timeline|tc=00:00:00,000| | ||
| Baris 84: | Baris 86: | ||
isi=Nah ini dikutip juga oleh Sutan Takdir, "Apa sih isinya budaya?", isinya budaya itu konfigurasi nilai-nilai. Isinya budaya itu nilai. Ada nilai-nilai teoritis. Ini yang berhubungan dengan "benar salah". Jadi mana yang dianggap benar dalam satu budaya, mana yang dianggap salah dalam satu budaya, itu namanya nilai teoritis.}} | isi=Nah ini dikutip juga oleh Sutan Takdir, "Apa sih isinya budaya?", isinya budaya itu konfigurasi nilai-nilai. Isinya budaya itu nilai. Ada nilai-nilai teoritis. Ini yang berhubungan dengan "benar salah". Jadi mana yang dianggap benar dalam satu budaya, mana yang dianggap salah dalam satu budaya, itu namanya nilai teoritis.}} | ||
{{timeline|tc=00:00:00,000| | {{timeline|tc=00:00:00,000| | ||
isi=Kemudian ada nilai ekonomis, ada untung rugi. "Wah ikut ngaji ini, untung ya dapat teh gratis dapat kenalan baru dapat...", Ah ini nilai ekonomis namanya, peritungan untung rugi dalam satu budaya. "Jangan mengadopsi teknologi itu nanti kita rugi. Ambil saja yang ini nanti kita untung," dan lain sebagainya. Itu nilai dalam satu budaya.}} | isi=Kemudian ada nilai ekonomis, ada untung rugi. ''"Wah ikut ngaji ini, untung ya dapat teh gratis dapat kenalan baru dapat..."'', Ah ini nilai ekonomis namanya, peritungan untung rugi dalam satu budaya. ''"Jangan mengadopsi teknologi itu nanti kita rugi. Ambil saja yang ini nanti kita untung,"'' dan lain sebagainya. Itu nilai dalam satu budaya.}} | ||
{{timeline|tc=00:00:00,000| | {{timeline|tc=00:00:00,000| | ||
isi=Ada nilai religius, kalau nilai religius itu di satu budaya biasanya ada persepsi tentang "Oh ini sakral, ini profan ini harus kita hormati kita hargai, kalau ini biasa saja". Nah ,kalau ke masjid nyopot sandal ya nyopot sepatu, ah tapi kalau ke kampus gak usah misalnya karena masjid lebih sakral misalnya. Ini namanya nilai religius. ada dalam satu budaya.}} | isi=Ada nilai religius, kalau nilai religius itu di satu budaya biasanya ada persepsi tentang ''"Oh ini sakral, ini profan ini harus kita hormati kita hargai, kalau ini biasa saja"''. Nah ,kalau ke masjid nyopot sandal ya nyopot sepatu, ah tapi kalau ke kampus gak usah misalnya karena masjid lebih sakral misalnya. Ini namanya nilai religius. ada dalam satu budaya.}} | ||
{{timeline|tc=00:00:00,000| | {{timeline|tc=00:00:00,000| | ||
isi=Kemudian ada Nilai estetik. Kalau nilai estetik itu indah atau tidak indah. Nah setiap klustter budaya pasti punya persepsi tentang indah dan tidak indah ini.}} | isi=Kemudian ada Nilai estetik. Kalau nilai estetik itu indah atau tidak indah. Nah setiap klustter budaya pasti punya persepsi tentang indah dan tidak indah ini.}} | ||
| Baris 94: | Baris 96: | ||
isi=Yang terakhir nilai sosial, nilai sosial ini nanti hubungannya dengan, dengan siapa kita harus kerja sama solider dengan siapa kita harus cuek saja, egois saja, kita urusi diri kita sendiri, kapan kita harus kerja sama, kapan kita ngurus diri kita, ini nilai-nilai sosial.}} | isi=Yang terakhir nilai sosial, nilai sosial ini nanti hubungannya dengan, dengan siapa kita harus kerja sama solider dengan siapa kita harus cuek saja, egois saja, kita urusi diri kita sendiri, kapan kita harus kerja sama, kapan kita ngurus diri kita, ini nilai-nilai sosial.}} | ||
{{timeline|tc=00:00:00,000| | {{timeline|tc=00:00:00,000| | ||
isi=Nah jadi isinya budaya menurut Sutan Takdir ini mengutip Spranger, jadi nilai-nilai dalam budaya ada nilai-nilai, mana benar mana salah mana, untung mana rugi, mana sakral mana profan, mana indah mana tidak indah, mana kekuasaan mana ketundukan. "Oh aku ini penguasa, aku ini pemimpin, jadi harus ngatur" "Oh aku ini yang dipimpin jadi harus tunduk", ini nilai politis namanya. Dan nilai-nilai sosial. Kapan orang | isi=Nah jadi isinya budaya menurut Sutan Takdir ini mengutip [[Eduard Spranger|Spranger]], jadi nilai-nilai dalam budaya ada nilai-nilai, mana benar mana salah mana, untung mana rugi, mana sakral mana profan, mana indah mana tidak indah, mana kekuasaan mana ketundukan. ''"Oh aku ini penguasa, aku ini pemimpin, jadi harus ngatur"'', ''"Oh aku ini yang dipimpin jadi harus tunduk"'', ini nilai politis namanya. Dan nilai-nilai sosial. Kapan orang solider, kapan orang ngurusi dirinya sendiri dan lain sebagainya. Nah, jadi ini dasarnya untuk memahami budaya di setiap budaya pasti ada nilai itu.}} | ||
{{timeline|tc=00:00:00,000| | {{timeline|tc=00:00:00,000| | ||
isi=Baik saya lanjutkan, dasar selanjutnya, ini masih belum polemik ya masih teori-teori tentang budaya. Ada istilah dari Sutan Takdir, yaitu, ini sebenarnya istilah dari tradisi ilmu sosial. Autopoiesis. Jadi autopoiesis itu artinya penciptaan diri sendiri, atau auto itu berarti diri dan poiesis itu artinya penciptaan atau produksi.}} | isi=Baik saya lanjutkan, dasar selanjutnya, ini masih belum polemik ya masih teori-teori tentang budaya. Ada istilah dari Sutan Takdir, yaitu, ini sebenarnya istilah dari tradisi ilmu sosial. [[Autopoiesis]]. Jadi autopoiesis itu artinya penciptaan diri sendiri, atau auto itu berarti diri dan poiesis itu artinya penciptaan atau produksi.}} | ||
{{timeline|tc=00:00:00,000| | {{timeline|tc=00:00:00,000| | ||
isi=Jadi ini satu sistem hidup ketika satu entitas bisa membentuk dirinya sendiri. Jadi ketika syarat-syarat tertentu terpenuhi tentu saja. Jadi ini nanti hubungannya dengan kemandirian, self creation, self organization, self | isi=Jadi ini satu sistem hidup ketika satu entitas bisa membentuk dirinya sendiri. Jadi ketika syarat-syarat tertentu terpenuhi tentu saja. Jadi ini nanti hubungannya dengan kemandirian, self-creation, self-organization, self-referential, dan juga punya sistem yang tertutup dan terbuka.}} | ||
{{timeline|tc=00:00:00,000| | {{timeline|tc=00:00:00,000| | ||
isi=Jadi, Sutan Takdir melihat bangsa Indonesia ini harus menuju ke sini. Jadi menuju kondisi self creation, bisa membentuk dirinya sendiri. Kalau saya ingin maju, bisa. Saya ingin sampai sana, saya mampu. Saya ingin melakukan itu, aku ya bisa. Ini namanya self creation.}} | isi=Jadi, Sutan Takdir melihat bangsa Indonesia ini harus menuju ke sini. Jadi menuju kondisi self-creation, bisa membentuk dirinya sendiri. Kalau saya ingin maju, bisa. Saya ingin sampai sana, saya mampu. Saya ingin melakukan itu, aku ya bisa. Ini namanya ''self-creation''.}} | ||
{{timeline|tc=00:00:00,000| | {{timeline|tc=00:00:00,000| | ||
isi=Yang kedua self organization, ngatur diri nya. Untuk mencapai ke sana aku harus begini, yang sebelah sini harus begitu, dan lain sebagainya namanya self organization.}} | isi=Yang kedua ''self-organization'', ngatur diri nya. Untuk mencapai ke sana aku harus begini, yang sebelah sini harus begitu, dan lain sebagainya namanya self-organization.}} | ||
{{timeline|tc=00:00:00,000| | {{timeline|tc=00:00:00,000| | ||
isi=Terus self | isi=Terus ''self-referential'', self-referential itu bahan-bahan yang aku butuhkan ada, aku punya, dalam diriku sendiri. Dan yang terakhir, tertutup dan terbuka, tertutup itu yo aku itu identitasku jati diriku ini, tapi aku terbuka, kalau ada yang lebih baik, yang bisa aku ambil, aku ambil. Kalau ada yang lebih produktif yang bisa aku lakukan, aku lakukan. Jadi, aku seperti ini tapi tidak harga mati. Itu namanya sistem tertutup dan terbuka. Ini namanya autoposis. Jadi, yo ini kalau bahasa lainnya, mandiri.}} | ||
{{timeline|tc=00:00:00,000| | {{timeline|tc=00:00:00,000| | ||
isi=Kita jadi bangsa mbok yang mandiri, self creation, self organization, self | isi=Kita jadi bangsa mbok yang mandiri, self-creation, self-organization, self-referential. Tidak mandiri berarti tidak self-creation, ndak self-creation itu berarti kita tergantung, mau ini tergantung itu, ingin itu tergantung sana lagi, serba tergantung.}} | ||
{{timeline|tc=00:00:00,000| | {{timeline|tc=00:00:00,000| | ||
isi=Kalau serba tergantung kan kita ndak mandiri. Jadi gimana kalau, bayangkan kalau tiba-tiba diblokir...blokir-blokiran ini terus-terusan? sementara kita ndak bisa bikin situs game sendiri sedahsyat itu, kita nak bisa bikin channel sehebat itu sendiri, kita kan terus bingung. Kenapa begitu? karena selama ini kita tidak self creation, kita ndak produktif, selama ini kita hanya konsumen saja.}} | isi=Kalau serba tergantung kan kita ndak mandiri. Jadi gimana kalau, bayangkan kalau tiba-tiba diblokir...blokir-blokiran ini terus-terusan? sementara kita ndak bisa bikin situs game sendiri sedahsyat itu, kita nak bisa bikin channel sehebat itu sendiri, kita kan terus bingung. Kenapa begitu? karena selama ini kita tidak self-creation, kita ndak produktif, selama ini kita hanya konsumen saja.}} | ||
{{timeline|tc=00:00:00,000| | {{timeline|tc=00:00:00,000| | ||
isi=Mau ndak mau konsumen tergantung dengan produsen. Atau self organization, self organization itu kemampuan ngatur diri. Kalau kita ndak bisa ini, efeknya apa? yo diatur orang lain butuh yang luar yang mengendalikan kita.}} | isi=Mau ndak mau konsumen tergantung dengan produsen. Atau self-organization, self-organization itu kemampuan ngatur diri. Kalau kita ndak bisa ini, efeknya apa? yo diatur orang lain butuh yang luar yang mengendalikan kita.}} | ||