Verbatim:3: Perbedaan antara revisi

216 bita ditambahkan ,  11 bulan yang lalu
tidak ada ringkasan suntingan
(←Membuat halaman berisi '<u>Pembicara:</u><br>'''Kwik Kian Gie''' <u>Judul Tautan:</u><br>'''[https://www.youtube.com/watch?v=9IhSHkGoarU|IBI KWIK KIAN GIE MORNING TALK - BLBI]'''<br> <u>Juru Transkrip:</u><br>'''Julian S''' (https://saweria.co/juliansukrisna)<br> <u>Tanggal Transkrip:</u><br>'''Jumat, 20 Desember 2024'''<br> <hr> ''Selamat pagi pemirsa. Apa kabar anda semua hari ini? kembali IBI KKG morning talk hadir ke hadapan anda, dengan perbincangan menarik, aktual, dan terp...')
 
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 7: Baris 7:
<u>Tanggal Transkrip:</u><br>'''Jumat, 20 Desember 2024'''<br>
<u>Tanggal Transkrip:</u><br>'''Jumat, 20 Desember 2024'''<br>
<hr>
<hr>
''Selamat pagi pemirsa. Apa kabar anda semua hari ini? kembali IBI KKG morning talk hadir ke hadapan anda, dengan perbincangan menarik, aktual, dan terpercaya seputar ekonomi. bersama saya serai, kita akan ditemani Pak Kwik Kian Gie.''
{{timeline|tc=00:00:00,000|isi=
''Selamat pagi pemirsa. Apa kabar anda semua hari ini? kembali IBI KKG morning talk hadir ke hadapan anda, dengan perbincangan menarik, aktual, dan terpercaya seputar ekonomi. bersama saya [[Hisar Sirait]], kita akan ditemani Pak Kwik Kian Gie.''<br>


''Beliau adalah Seorang ekonom senior, pengamat ekonomi, pemerhati ekonomi, dan Beliau pernah terlibat dalam pemerintahan sebagai Menteri Ekuin, dan juga menteri Bappenas. Kali ini kita akan memperbincangkan topik menarik yang hangat beberapa hari ini, terkait dengan bantuan likuiditas Bank Indonesia.''
''Beliau adalah Seorang ekonom senior, pengamat ekonomi, pemerhati ekonomi, dan Beliau pernah terlibat dalam pemerintahan sebagai Menteri Ekuin, dan juga menteri Bappenas. Kali ini kita akan memperbincangkan topik menarik yang hangat beberapa hari ini, terkait dengan bantuan likuiditas Bank Indonesia.''<br>


''Selamat pagi Pak Kwik? Apa kabar Pak Kwik? baik terima kasih. Sehat ya bapak ya?''
''Selamat pagi Pak Kwik? Apa kabar Pak Kwik? baik terima kasih. Sehat ya bapak ya?''<br>


Iya sehat.
Iya sehat.}}
 
{{timeline|tc=00:01:08,000|isi=
''Pak Kwik, ini luar biasa pak, beberapa hari ini isu bantuan likuiditas Bank Indonesia kembali hangat diperbincangkan orang. Ini terkait dengan adanya pembentukan tim gugus yang dibentuk oleh pak presiden pak. Tapi sebelum sampai ke sana Pak Kwik, kiranya kesempatan yang sangat indah ini, Bapak boleh menjelaskan kepada kita, kepada publik, perihal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Karena masih banyak Pak Kwik yang pingin tahu, sebetulnya Ada apa yang terjadi dengan kondisi sebelum ada BLBI, setelah ada BLBI, dan apa dampaknya ke Indonesia? dan yang menarik Pak Kwik, banyak orang yang bertanya, sebetulnya seperti apa peranan IMF pada kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia ini Pak Kwik? silakan Pak Kwik.''
''Pak Kwik, ini luar biasa pak, beberapa hari ini isu bantuan likuiditas Bank Indonesia kembali hangat diperbincangkan orang. Ini terkait dengan adanya pembentukan tim gugus yang dibentuk oleh pak presiden pak. Tapi sebelum sampai ke sana Pak Kwik, kiranya kesempatan yang sangat indah ini, Bapak boleh menjelaskan kepada kita, kepada publik, perihal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Karena masih banyak Pak Kwik yang pingin tahu, sebetulnya Ada apa yang terjadi dengan kondisi sebelum ada BLBI, setelah ada BLBI, dan apa dampaknya ke Indonesia? dan yang menarik Pak Kwik, banyak orang yang bertanya, sebetulnya seperti apa peranan IMF pada kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia ini Pak Kwik? silakan Pak Kwik.''}}
 
{{timeline|tc=00:01:55,000|isi=
Baik, jadi saya lebih memilih kalau harus menjelaskan tentang BLBI, tidak dimulainya BLBI, tetapi lebih jelas latar belakangnya. Jadi saya ingin mulai dengan latar belakang terlebih dahulu.  
Baik, jadi saya lebih memilih kalau harus menjelaskan tentang BLBI, tidak dimulainya BLBI, tetapi lebih jelas latar belakangnya. Jadi saya ingin mulai dengan latar belakang terlebih dahulu.


Yaitu 10 tahun sebelum terjadinya BLBI, ketika Pak Arifin Siregar, almarhum, menjadi gubernur Bank Indonesia. Beliau mempunyai suatu keyakinan, pendapat yang diwujudkan dalam sebuah kebijakan, yang mengatakan bahwa bank itu jumlahnya tidak perlu banyak-banyak. Dalam suatu negara tidak perlu mempunyai ada bank yang banyak. Jumlahnya ya mencukupi, tetapi syarat mutlaknya adalah bahwa setiap bank volumenya harus besar.  
Yaitu 10 tahun sebelum terjadinya BLBI, ketika Pak Arifin Siregar, almarhum, menjadi gubernur Bank Indonesia. Beliau mempunyai suatu keyakinan, pendapat yang diwujudkan dalam sebuah kebijakan, yang mengatakan bahwa bank itu jumlahnya tidak perlu banyak-banyak. Dalam suatu negara tidak perlu mempunyai ada bank yang banyak. Jumlahnya ya mencukupi, tetapi syarat mutlaknya adalah bahwa setiap bank volumenya harus besar.  


Nah ketika beliau menjabat, di Indonesia sudah ada banyak bank atas dasar kebijakan Gubernur sebelumnya, mungkin. Jadi Pak Arifin Siregar itu mewujudkannya dalam bentuk kebijakan yang mengatakan kalau empat bank merger menjadi satu bank maka diberi insentif bahwa bank yang sudah merger itu diberi hak untuk menjadi Bank devisa. yang diartikan dengan Bank devisa adalah bank yang diperbolehkan membuka LC dan diterima oleh bank-bank di dunia untuk berdagang secara internasional, memberikan perantara perdagangan secara nasional.  
Nah ketika beliau menjabat, di Indonesia sudah ada banyak bank atas dasar kebijakan Gubernur sebelumnya, mungkin. Jadi Pak Arifin Siregar itu mewujudkannya dalam bentuk kebijakan yang mengatakan kalau empat bank merger menjadi satu bank maka diberi insentif bahwa bank yang sudah merger itu diberi hak untuk menjadi Bank devisa. yang diartikan dengan Bank devisa adalah bank yang diperbolehkan membuka LC dan diterima oleh bank-bank di dunia untuk berdagang secara internasional, memberikan perantara perdagangan secara nasional.}}
 
{{timeline|tc=00:03:45,000|isi=
Ketika sudah waktunya, karena waktunya ganti, walaupun presiden nya sama tapi periode presidennya berubah, maka Pak Arifin Siregar pindah ketika itu Kalau tidak salah menjadi Menteri Perdagangan, dan Pak Adrianus Mooy yang mengganti sebagai Gubernur Bank Indonesia. Nah pak Mooy ini mempunyai pikiran keyakinan yang sangat bertolak belakang. Jadi beliau meluncurkan sebuah kebijakan yang disebut Paket Oktober tahun 1988.  
Ketika sudah waktunya, karena waktunya ganti, walaupun presiden nya sama tapi periode presidennya berubah, maka Pak Arifin Siregar pindah ketika itu Kalau tidak salah menjadi Menteri Perdagangan, dan Pak Adrianus Mooy yang mengganti sebagai Gubernur Bank Indonesia. Nah pak Mooy ini mempunyai pikiran keyakinan yang sangat bertolak belakang. Jadi beliau meluncurkan sebuah kebijakan yang disebut Paket Oktober tahun 1988.  


Itu yang disebut dengan Pakto '88. Iya, Pakto '88, berarti 10 tahun sebelum terjadi krisis. Krisisnya kan 98. Gubernur Adrianus Mooy mengatakan bahwa barangsiapa mempunyai modal disetor, mampu menyetor modal sebesar 10 milyar rupiah dalam sebuah PT, bank berbentuk PT, maka dia berhak mendirikan bank. Dengan demikian dalam waktu yang sangat singkat munculah sekitar 200 bank.  
Itu yang disebut dengan Pakto '88. Iya, Pakto '88, berarti 10 tahun sebelum terjadi krisis. Krisisnya kan 98. Gubernur Adrianus Mooy mengatakan bahwa barangsiapa mempunyai modal disetor, mampu menyetor modal sebesar 10 milyar rupiah dalam sebuah PT, bank berbentuk PT, maka dia berhak mendirikan bank. Dengan demikian dalam waktu yang sangat singkat munculah sekitar 200 bank.}}
 
{{timeline|tc=00:04:58,000|isi=
Nah yang mendirikan bank-bank itu, yang mampu menyetor 10 miliar yang ketika itu jumlahnya lumayan lah tetapi banyak yang punya, itu justru pedagang-pedagang, jadi pengusaha-pengusaha yang tidak mempunyai latarbelakang perbankan, tetapi mereka pandai dalam bidang marketing. sehingga mereka menganggap bank ini sebagai sebuah perusahaan dagang biasa atau sebagai suatu industri, sehingga mereka pandai sekali memilih cabang-cabang yang strategis, mereka juga pandai untuk menjual dirinya sendiri, marketing. Sampai masyarakat itu percaya bahwa banknya memang baik. Maka dengan demikian lalu bank itu memperoleh likuiditas yang banyak sekali. Nah likuiditas yang banyak sekali itu oleh karena dia tidak mengerti urusan perbankan, digerogoti, digerogoti sendiri dalam arti, uang masyarakat yang mestinya disalurkan kepada sektor produktif yang profesional, dia menyalurkan kepada dirinya sendiri dalam bentuk dia mendirikan perusahaan-perusahaan dan perusahaan-perusahaan itu dipilih kredit oleh bank yang hak memutuskannya dia sendiri.  
Nah yang mendirikan bank-bank itu, yang mampu menyetor 10 miliar yang ketika itu jumlahnya lumayan lah tetapi banyak yang punya, itu justru pedagang-pedagang, jadi pengusaha-pengusaha yang tidak mempunyai latarbelakang perbankan, tetapi mereka pandai dalam bidang marketing. sehingga mereka menganggap bank ini sebagai sebuah perusahaan dagang biasa atau sebagai suatu industri, sehingga mereka pandai sekali memilih cabang-cabang yang strategis, mereka juga pandai untuk menjual dirinya sendiri, marketing. Sampai masyarakat itu percaya bahwa banknya memang baik. Maka dengan demikian lalu bank itu memperoleh likuiditas yang banyak sekali. Nah likuiditas yang banyak sekali itu oleh karena dia tidak mengerti urusan perbankan, digerogoti, digerogoti sendiri dalam arti, uang masyarakat yang mestinya disalurkan kepada sektor produktif yang profesional, dia menyalurkan kepada dirinya sendiri dalam bentuk dia mendirikan perusahaan-perusahaan dan perusahaan-perusahaan itu diberi kredit oleh bank yang hak memutuskannya dia sendiri.}}
 
{{timeline|tc=00:06:29,000|isi=
walaupun sudah ada peraturan Bank Indonesia, toh dilanggar, saya tidak tahu kenapa, tidak diketahui oleh Bank Indonesia tepat pada waktunya. Nah hal itu terjadi Tentu bank itu rusak. tetapi bank yang rusak seperti halnya fenomena ekonomi pada umumnya itu mengenal Apa yang dinamakan ''time lag'', ''time'' itu waktu ''Lag'' itu terbelakang. Jadi, Kalau hari ini ada kebijakan-kejadian, dampaknya itu baru lama kemudian. Lha di sini Membutuhkan waktu 10 tahun sampai bank itu rusak total. kebetulan diketahuinya Kalau bank rusak itu oleh karena Indonesia terkena krisis, terkena krisis tahun 1997 dimulainya yang paling hebat puncaknya di tahun 98.  
Walaupun sudah ada peraturan Bank Indonesia, toh dilanggar, saya tidak tahu kenapa, tidak diketahui oleh Bank Indonesia tepat pada waktunya. Nah hal itu terjadi Tentu bank itu rusak. tetapi bank yang rusak seperti halnya fenomena ekonomi pada umumnya itu mengenal Apa yang dinamakan ''time lag'', ''time'' itu waktu ''Lag'' itu terbelakang. Jadi, Kalau hari ini ada kebijakan-kejadian, dampaknya itu baru lama kemudian. Lha di sini Membutuhkan waktu 10 tahun sampai bank itu rusak total. kebetulan diketahuinya Kalau bank rusak itu oleh karena Indonesia terkena krisis, terkena krisis tahun 1997 dimulainya yang paling hebat puncaknya di tahun 98.


''10 tahun Setelah Pakto 88. ''
''10 tahun Setelah Pakto 88. ''}}


setelah 10 tahun, baru terkena krisis, Indonesia tidak bisa menghadapi, lalu minta bantuan IMF, kita masih ingat, bahwa ketika itu bantuan IMF diberikan dengan datangnya managing director atau ceonya sendiri yang namanya Michael Camdessus, yang dia ketika Pak Harto menandatangani perjanjian dengan IMF, Michael menyaksikannya dengan seolah-seolah penjajahan terjadi kembali. Itu yang di koran-koran dikabarkan penjajahan mulai kembali ya. pendiktean mulai kembali. Nah dengan bantuan IMF itu, IMF terjun, dia meneliti mengenai perbankan. Memang IMF mengurusi moneter perbankan.  
setelah 10 tahun, baru terkena krisis, Indonesia tidak bisa menghadapi, lalu minta bantuan IMF, kita masih ingat, bahwa ketika itu bantuan IMF diberikan dengan datangnya managing director atau ceonya sendiri yang namanya Michael Camdessus, yang dia ketika Pak Harto menandatangani perjanjian dengan IMF, Michael menyaksikannya dengan seolah-seolah penjajahan terjadi kembali. Itu yang di koran-koran dikabarkan penjajahan mulai kembali ya. pendiktean mulai kembali. Nah dengan bantuan IMF itu, IMF terjun, dia meneliti mengenai perbankan. Memang IMF mengurusi moneter perbankan.