Dian yang Tak Kunjung Padam
Pengarang | Sutan Takdir Alisjahbana |
---|---|
Negara | Indonesia |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Genre | Novel |
Penerbit | Balai Pustaka Dian Rakyat (cetakan ke-12) |
Tanggal terbit | 1932 |
Halaman | 157 |
OCLC | 713197839 |
Dian Yang Tak Kunjung Padam adalah sebuah novel karangan Sutan Takdir Alisjahbana yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1932.[1]
Alur[sunting | sunting sumber]
Seorang pemuda miskin dan yatim bernama Yasin kebetulan berjumpa dengan seorang anak bangsawan bernama Molek. Namun hubungan cinta mereka tidak mungkin dapat dilanjutkan karena perbedaan status sosial mereka. Baik Yasin maupun Molek menyadari hal tersebut, tetapi cinta kasih mereka tak dapat dipisahkan,melalui surat menyurat mereka saling melepas rindu.[2]
Suatu hari Yasin bertekad untuk melamar Molek, namun sayang lamaranya ditolak oleh keluarga Molek. Tak lama kemudian keluarga Molek didatangi oleh seorang saudagar tua kaya raya bernama Sayed, ia datang dengan maksud untuk melamar Molek. Orang tua Molek menerima lamaran tersebut dan penikahan terjadi, tetapi Molek merasa tidak bahagia dengan pernikahanya karena Sayed bersikap kasar padanya hingga akhrnya ia menceritakan segala isi hatinya dan keriduanya melalui surat.[2]
Mengetahui kabar tersebut Yasin mencoba menemui Molek yang berada di Palembang. Ia mencoba bertemu Molek dengan cara menyamar sebagai tukang nanas, usahanya berhasil, tetapi sayang ini adalah pertemuan terakhir mereka karena Molek meninggal dunia. [2]
Setelah kematian Molek, Yasin kembali ke desanya. Tak lama kemudian ibunya meninggal dunia. Semua musibah yang menimpanya membuat iamemilih hidup menyepi di Gunung Semenung dan ia pun meninggal dunia di gunung itu.[2]