Autopoiesis

Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.

Autopoiesis (Templat:Etimologi) merujuk pada sistem yang mampu memproduksi dan merawat dirinya sendiri dengan membuat bagian penyusunnya sendiri.[1]

Berkas:3D-SIM-4 Anaphase 3 color.jpg
Representasi 3D sel hidup dalam proses mitosis, contoh sistem autopoietis

Istilah ini diperkenalkan oleh dua ahli biologi asal Chili, yaitu Humberto Maturana dan Francisco Varela dalam publikasi mereka pada 1972 yang berjudul Autopoiesis and Cognition: The Realization of the Living untuk mendefinisikan proses kimiawi dalam sel hidup yang menjaga keberlanjutannya.[2] Sejak saat itu, konsep ini telah diterapkan dalam bidang kognisi, teori sistem, arsitektur, dan sosiologi.

Gambaran Umum

Dalam buku Autopoiesis and Cognition, Maturana dan Varela menjelaskan asal-usul mereka menciptakan istilah autopoiesis.[3]:89:16

"It was in these circumstances ... in which he analyzed Don Quixote's dilemma of whether to follow the path of arms (praxis, action) or the path of letters (poiesis, creation, production), I understood for the first time the power of the word "poiesis" and invented the word that we needed: autopoiesis. This was a word without a history, a word that could directly mean what takes place in the dynamics of the autonomy proper to living systems."

Templat:Kutipan

Mereka menjelaskan bahwa[3]:78

"An autopoietic machine is a machine organized (defined as a unity) as a network of processes of production (transformation and destruction) of components which: (i) through their interactions and transformations continuously regenerate and realize the network of processes (relations) that produced them; and (ii) constitute it (the machine) as a concrete unity in space in which they (the components) exist by specifying the topological domain of its realization as such a network."

Templat:Kutipan

Mereka menggambarkan "ruang yang ditetapkan oleh sistem autopoietis" sebagai ruang yang "mencakup dirinya sendiri", sebuah ruang yang "tidak bisa dideskripsikan dengan dimensi yang menetapkan ruang lain. Saat kami merujuk pada interaksi dengan sistem autopoiesis yang konkret, kami memproyeksikan sistem ini pada ruang yang dapat kami manipulasi dan mendeskripsikan proyeksi ini"[3]:89

Makna

Autopoiesis awalnya dipaparkan sebagai deskripsi sistem yang mendefinisikan dan menjelaskan sistem hidup. Contoh sistem autopoietis adalah sel. Misalnya, sel eukariotik terdiri atas komponen-komponen biokimia, seperti asam nukleat dan protein, dan tersusun menjadi struktur yang terikat, seperti inti sel, organel, membran sel, dan sitoskeleton. Struktur ini--melalui aliran molekul dan energi di dalamnya--memproduksi komponen yang nantinya akan menjaga susunan struktur terikat yang menghasilkan komponen-komponen tersebut.

Sistem autopoietis berbeda dengan sistem allopoietis, seperti pabrik mobil, yang menggunakan bahan baku (komponen) untuk menghasilkan mobil (struktur yang tersusun) dan tidak menghasilkan dirinya sendiri (pabrik itu sendiri). Akan tetapi, keseluruhan sistem pabrik beserta lingkungannya (termasuk penyuplainya, peralatan, karyawan, penjual, pembeli, kontrak, pesaing, mobil, suku cadang, dst.) dapat disebut sistem yang autopoietis.[4]

Tentunya, sel juga memerlukan bahan baku (nutrien) dan menghasilkan banyak produk, seperti produk buangan, matriks ekstraseluler, dan molekul pemberi sinyal intraseluler.

Autopoiesis dalam sistem biologis dapat dipandang sebagai jaringan batasan yang bekerja untuk menjaga keberlangsungan dirinya sendiri. Konsep ini telah disebut sebagai ketertutupan keorganisasian (organizational closure)[5] atau ketertutupan batasan (constraint closure)[6] dan berkaitan erat dengan jaringan kimia autokatalitis yang membutuhkan reaksi untuk mempertahankan kehidupan.

Walaupun istilah ini sering disamakan dengan "penyusunan sendiri" (self-organization) atau "keteraturan spontan" (spontaneous order), Maturana sendiri menyatakan bahwa dia tidak pernah menggunakan konsep penyusunan sendiri dan bahwa itu mustahil secara operasional karena jika organisasi suatu hal berubah, hal itu juga berubah.[7] Belum lagi, sistem autopoietis itu otonom dan tertutup secara operasional, dalam arti proses yang terjadi di dalamnya cukup untuk menjaga keberlangsungan seluruhannya. Sistem autopoietis secara struktur terintegrasi dengan mediumnya dan terikat dalam dinamika perubahan yang dapat disebut sebagai integrasi sensorik-motorik.[8] Dinamika terus menerus ini dianggap sebagai bentuk sederhana pengetahuan atau kognisi dan dapat diamati dalam berbagai organisme.

Penerapan konsep ini dalam sosiologi dapat ditemukan dalam teori sistem oleh Niklas Luhmann, yang kemudian diadaptasi oleh Bob Jessop dalam studinya tentang sistem negara kapitalis. Marjatta Maula mengadaptasi konsep autopoiesis dalam konteks bisnis.[9]Teori autopoiesis juga telah diterapkan dalam konteks sistem hukum oleh Niklas Luhmann dan Gunther Teubner.[10][11] Patrik Schumacher telah menggunakan istilah ini untuk merujuk pada swareferensi diskursif dalam pembuatan arsitektur [12][13]

Dalam konteks studi tekstual, Jerome McGann berpendapat bahwa teks merupakan mekanisme autopoietis yang beroperasi sebagai sistem umpan balik yang menggenerasi dirinya sendiri yang tidak dapat dipisahkan dari orang yang memanipulasi dan menggunakannya.[14] Dengan merujuk pada Maturana dan Varela, McGann mendefinisikan sistem autopoietis sebagai ruang topologis tertutup yang terus-menerus menghasilkan dan menetapkan organisasi dirinya sendiri melalui operasi sebagai sistem produksi komponennya sendiri, dan melakukan ini dalam pelepasan komponen yang tidak berhenti, dan menyimpulkan bahwa sistem autopoietis dibedakan dari sistem allopoietis yang Cartesian dan memproduksi sesuatu yang lain dari dirinya melalui fungsi mereka. Dia berpendapat bahwa pemrograman dan markup terlihat allopoietis tapi merupakan bagian generatif dari sistem yang mereka jaga sehingga bahasa serta teknologi cetak dan elektronik merupakan sistem autopoietis.[15]:200–1

Dalam diskusinya tentang Hegel, Slavoj Žižek, seorang filsuf, berpendapat bahwa Hegel adalah pemikir pokok autopoiesis, tentang proses kemunculan fitur yang diperlukan dari kontigensi tidak teratur, tentang penyusunan sendiri kontigensi itu secara perlahan, dan kemunculan keteraturan dari ketidakteraturan secara gradual.[16]

Hubungan dengan kerumitan

Autopoiesis dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara kerumitan sistem dengan kerumitan lingkungannya.[17]

This generalized view of autopoiesis considers systems as self-producing not in terms of their physical components, but in terms of its organization, which can be measured in terms of information and complexity. In other words, we can describe autopoietic systems as those producing more of their own complexity than the one produced by their environment.

— "Requisite Variety, Autopoiesis, and Self-organization" [18]

Autopoiesis telah diusulkan sebagai salah satu kemungkinan mekanisme abiogenesis yang kemudian menghasilkan sel primitif dan berevolusi menjadi molekul yang lebih kompleks yang dapat mendukung perkembangan kehidupan.[19]

Perbandingan dengan teori kehidupan yang lain

Autopoiesis hanya salah satu dari banyak teori kehidupan yang ada sekarang, seperti kemoton oleh Tibor Gánti[20], the hipersiklus kimia oleh Manfred Eigen dan Peter Schuster,[21][22][23] sistem (M,R) oleh Robert Rosen [24][25] dan set autokatalitik oleh Stuart Kauffman[26], yang mirip dengan usulan Freeman Dyson.[27]

Semua teori ini (termasuk autopoiesis) terinsipirasi dari buku What is Life? karya Erwin Schrödinger[28] tapi awalnya terlihat jauh berbeda karena para pengusungnya tidak saling berkomunikasi atau merujuk publikasi teori yang lain. Walaupun demikian, terdapat banyak kemiripan antara mereka, seperti Gánti and Rosen.[29] Hingga baru-baru ini,[30][31][32] hampir tidak ada upaya untuk membandingkan teori-teori ini dan membahasnya bersamaan.

Hubungan dengan kognisi

Diskusi panjang tentang hubungan autopoiesis dengan kognisi dipaparkan oleh Evan dalam publikasinya pada 2007 yang berjudul Mind in Life.[33] Pemikiran dasar tentang autopoiesis sebagai hal yang melibatkan interaksi konstruktif dengan lingkungan diperluas untuk mencakup kognisi. Awalnya, Maturana mendefinisikan kognisi sebagai perilaku organisme yang relevan dengan menjaga keberlangsungannya.[34]:13 Akan tetapi, sudah ada model komputer yang dapat menjaga keberlangsungan dirinya tapi tidak kognitif, sehingga diperlukan syarat tambahan. Usulannya adalah bahwa proses menjaga keberlangsungan itu perlu melibatkan pengaturan kembali kerja internal sistem dalam suatu proses metabolik agar dapat disebut kognitif. Berdasarkan itu, diklaim bahwa autopoiesis memang diperlukan, tapi autopiesis sendiri tidak cukup untuk kognisi.[35] Thompson menulis bahwa perbedaan ini mungkin berguna dan mungkin tidak, tapi yang penting adalah bahwa sistem hidup melibatkan autopoiesis dan kognisi.[36]:127 Perlu diperhatikan bahwa definisi "kognisi" di sini terbatas dan tidak harus mencakup kesadaran oleh sistem hidup.

Hubungan dengan kesadaran

Hubungan autopoiesis dengan kognisi, atau jika perlu, hubungan sistem hidup dengan kognisi, adalah penilai objektif yang dapat ditentukan dengan mengamati sebuah sistem hidup.

Salah satu pertanyaan yang muncul adalah tentang hubungan kognisi dalam arti ini dengan kesadaran. Pemisahan kognisi dari kesadaran menyadari bahwa organisme bisa jadi tidak sadar akan proses tingkat bawah yang membuat keputusan. Apa hubungan antara dua duia ini? Thompson menyebut masalah ini sebagai celah dalam penjelasan, dan salah satu aspeknya adalah masalah kesadaran yang keras tentang cara dan alasan kita memiliki qualia.[37]

Pertanyaan kedua adalah tentang kemampuan teori autopoiesis untuk menjembatani kedua konsep ini. Thompson membahas isu ini dari sudut pandang enaktivisme. Sebuah sel autopoietis secara aktif berhubungan dengan lingkungannya. Repsons sensoriknya memicu perilaku motorik yang diatur oleh autopoiesis, dan dia mengklaim bahwa perilaku ini merupakan versi sederhana dari perilaku sistem saraf nervous. Klaim yang lebih jauh adalah bahwa interaksi langsung seperti ini memerlukan perhatian dan perhatian menyiratkan kesadaran.[38]

Kritik

Ada banyak kritik tentang penggunaan istilah ini, baik dalam konteks originalnya sebagai upaya untuk mendefinisikan dan menjelaskan makhluk hidup maupun penggunaan lainnya secara luas seperti menerapkannya kepada sistem yang menyusun dirinya sendiri secara umum atau dalam sistem sosial.[39] Beberapa pengkritik berpendapat bahwa konsep dan teori autopoiesis gagal dalam mendefinisikan atau menjelaskan sistem hidup dan bahwa karena penggunaan bahasa yang merujuk pada diri sendiri tanpa referensi luar, ini sebenarnya upaya untuk memberi perwujudan pada epistemologi solipsistis atau konstruktivis radikal oleh Maturana,[40] atau yang disebut oleh Danilo Zolo[41][42] sebagai teori yang tandus. Contohnya pada pernyataan oleh Maturana dan Varela bahwa kita tidak melihat hal yang tidak kita lihat, dan yang tidak kita lihat itu tidak ada.[43]

Menurut Razeto-Barry, pengaruh Autopoiesis and Cognition: The Realization of the Living dalam biologi secara umum terbatas. Razeto-Barry merasa bahwa autopoiesis jarang digunakan sebagai kriteria untuk makhluk hidup.[44]

Lihat juga

Referensi

  1. "autopoiesis". Oxford Reference (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-11-12. 
  2. Maturana, Humberto R.; Varela, Francisco J. (1972). Autopoiesis and cognition: the realization of the living. Boston studies in the philosophy and history of science (edisi ke-1). Dordrecht: Reidel. hlm. 141. OCLC 989554341. 
  3. 3,0 3,1 3,2 Maturana, Humberto; Varela, Francisco (1980) [1972]. Autopoiesis and Cognition: The Realization of the Living (edisi ke-2). ISBN 9789027710161. 
  4. Koskinen, Kaj U (2013). Knowledge production in organizations : a processual autopoietic view. Heidelberg: Springer. ISBN 9783319001043. OCLC 846465493. 
  5. Montévil, Maël (2015). "Biological organisation as closure of constraints". Journal of Theoretical Biology. 372: 179–191. Bibcode:2015JThBi.372..179M. doi:10.1016/j.jtbi.2015.02.029. PMID 25752259. Diakses tanggal 6 July 2021. 
  6. Kauffman, Stuart A. (April 1, 2019). A world beyond physics: the emergence and evolution of life. Oxford University Press. 
  7. Maturana, Humberto (1987). "Everything is said by an observer". Dalam Thompson, William Irwin. Gaia, a Way of Knowing: Political Implications of the New Biology. Great Barrington, MA: Lindisfarne Press. hlm. 65–82, 71. ISBN 978-0-940262-23-2. OCLC 15792540. 
  8. Allen M, Friston KJ (2018-06-01). "From cognitivism to autopoiesis: towards a computational framework for the embodied mind". Synthese. 195 (6): 2459–2482. doi:10.1007/s11229-016-1288-5. PMC 5972168alt=Dapat diakses gratis. PMID 29887647. 
  9. Maula M (2006). Organizations as learning systems: 'Living composition' as an enabling infrastructure. Advanced Series in Management. Emerald Group Publishing. 
  10. Teubner, Gunther (1992). Law as an Autopoietic System. The European University Institute Press. 
  11. For a discussion on the evolution and development of autopoietic legal systems, see, Kaye, Tim, ed. (2011). Law, justice, and miscommunications: essays in applied legal philosophy. Lake Mary, Fla: Vandeplas Publ. ISBN 978-1-60042-152-5. 
  12. "Architect Patrik Schumacher: 'I've been depicted as a fascist'". the Guardian (dalam bahasa Inggris). 2018-01-17. Diakses tanggal 2021-12-07. 
  13. "Postmodernisms: Theories and Analyses of Architecture II | "The Autopoiesis of Architecture" Patrik Schumacher's Parametricism and Theory". blogs.cornell.edu. Diakses tanggal 2021-12-07. 
  14. McGann J (1986). The Textual Condition. Princeton University Press. hlm. 15. 
  15. McGann J (2000). "Marking Texts of Many Dimensions". Dalam Schreibman S, Siemens RG, Unsworth JM. A Companion to Digital Humanities. John Wiley & Sons. 
  16. Žižek, Slavoj (2012). Less Than Nothing. Verso. hlm. 467. 
  17. Fernandez N, Maldonado C, Gershenson C (2013). "Chapter 2: Information Measures of Complexity, Emergence, Self-organization, Homeostasis, and Autopoiesis". Guided self-organization: Inception. Springer. hlm. 19–51. arXiv:1304.1842alt=Dapat diakses gratis. Bibcode:2013arXiv1304.1842F. ISBN 978-3-642-53734-9. 
  18. Templat:Cite arXiv
  19. Highfield, Roger; Coveney, Peter (1995). Frontiers of complexity: the search for order in a chaotic world. London: Faber. hlm. 210. ISBN 0-571-17922-3. 
  20. Gánti, Tibor (2003). Eörs Száthmary; James Griesemer, ed. The Principles of Life. Oxford University Press. ISBN 9780198507260. 
  21. Eigen, M; Schuster, P (1977). "The hypercycle: a principle of natural self-organization. A: emergence of the hypercycle". Naturwissenschaften. 64 (11): 541–565. doi:10.1007/bf00450633. PMID 593400. 
  22. Eigen, M; Schuster, P. "The hypercycle: a principle of natural self-organization. B: the abstract hypercycle". Naturwissenschaften. 65 (1): 7–41. doi:10.1007/bf00420631. 
  23. Eigen, M; Schuster, P. "The hypercycle: a principle of natural self-organization. C: the realistic hypercycle". Naturwissenschaften. 65 (7): 41–369. doi:10.1007/bf00420631. 
  24. Rosen, R. (1958). "The representation of biological systems from the standpoint of the theory of categories". Bull. Math. Biophys. 20 (4): 317–341. doi:10.1007/BF02477890. 
  25. Rosen, R. (1991). Life Itself: a comprehensive inquiry into the nature, origin, and fabrication of life. New York: Columbia University Press. 
  26. Kauffman, S. A. (1969). "Metabolic stability and epigenesis in randomly constructed genetic nets". J. Theor. Biol. 22 (3): 437–467. Bibcode:1969JThBi..22..437K. doi:10.1016/0022-5193(69)90015-0. PMID 5803332. 
  27. Dyson, F. J. (1982). "A model for the origin of life". J. Mol. Evol. 18 (5): 344–350. Bibcode:1982JMolE..18..344D. doi:10.1007/bf01733901. PMID 7120429. 
  28. Schrödinger, Erwin (1944). What is Life?. Cambridge University Press. 
  29. Cornish-Bowden, A. (2015). "Tibor Gánti and Robert Rosen: contrasting approaches to the same problem". J. Theor. Biol. 381: 6–10. Bibcode:2015JThBi.381....6C. doi:10.1016/j.jtbi.2015.05.015. PMID 25988381. 
  30. Letelier, J C; Cárdenas, M L; Cornish-Bowden, A (2011). "From L'Homme Machine to metabolic closure: steps towards understanding life". J. Theor. Biol. 286 (1): 100–113. Bibcode:2011JThBi.286..100L. doi:10.1016/j.jtbi.2011.06.033. PMID 21763318. 
  31. Igamberdiev, A.U. (2014). "Time rescaling and pattern formation in biological evolution". BioSystems. 123: 19–26. doi:10.1016/j.biosystems.2014.03.002. PMID 24690545. 
  32. Cornish-Bowden, A; Cárdenas, M L (2020). "Contrasting theories of life: historical context, current theories. In search of an ideal theory". BioSystems. 188: 104063. doi:10.1016/j.biosystems.2019.104063. PMID 31715221. 
  33. Thompson, Evan (2007). "Chapter 5: Autopoiesis: The organization of the living". Mind in Life: Biology, Phenomenology, and the Sciences of Mind. Harvard University Press. hlm. 91–127. ISBN 978-0-674-02511-0. 
  34. Maturana, Humberto; Varela, Francisco (1980) [1972]. "The cognitive process". Autopoiesis and Cognition: The Realization of the Living (edisi ke-2). ISBN 9789027710161. 
  35. Bitbol M, Luisi PL (November 2004). "Autopoiesis with or without cognition: defining life at its edge". Journal of the Royal Society, Interface. 1 (1): 99–107. doi:10.1098/rsif.2004.0012. PMC 1618936alt=Dapat diakses gratis. PMID 16849156. 
  36. Thompson, Evan (2007). Mind in Life: Biology, Phenomenology, and the Sciences of Mind. Harvard University Press. ISBN 978-0-674-02511-0. 
  37. Thompson, Evan (2007). "Cognitivism". Mind in Life: Biology, Phenomenology, and the Sciences of Mind. Harvard University Press. hlm. 7. ISBN 978-0-674-02511-0. 
  38. Thompson, Evan (2007). "Sensorimotor subjectivity". Mind in Life: Biology, Phenomenology, and the Sciences of Mind. Harvard University Press. hlm. 243. ISBN 978-0-674-02511-0. 
  39. Fleischaker G (1992). "Autopoiesis in Systems Analysis: A Debate". International Journal of General Systems. 21 (2): 131–271. doi:10.1080/03081079208945065. 
  40. Swenson R (1992). "Autocatakinetics, Yes—Autopoiesis, No: Steps Toward a Unified Theory of Evolutionary Ordering". International Journal of General Systems. 21 (2): 207–208. doi:10.1080/03081079208945072. 
  41. Kenny V, Gardner G (1988). "The constructions of self-organizing systems". The Irish Journal of Psychology. 9 (1): 1–24. doi:10.1080/03033910.1988.10557704. 
  42. Wolfe, Cary (1998). Critical environments: postmodern theory and the pragmatics of the "outside". University of Minnesota Press. hlm. 62–3. ISBN 978-0-8166-3019-6. 
  43. Maturana H, Varela F (1988). The Tree of Knowledge. New Science Library. Boston: Shambhala Publications. hlm. 242. 
  44. Razeto-Barry, Pablo (October 2012). "Autopoiesis 40 Years Later. A Review and A Reformulation". Origins of Life. 42 (6): 543–567. Bibcode:2012OLEB...42..543R. doi:10.1007/s11084-012-9297-y. PMID 23054553. 

Pranala luar