Khoirul Anwar

Dari Wiki Javasatu
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Khoirul Anwar
Berkas:Dr. Khoirul Anwar dosen Universitas Telkom.jpg
Lahir22 Agustus 1978 (umur 46)
Kediri, Jawa Timur
Tempat tinggalBandung, Jawa Barat
Warga negaraIndonesia
Almamater
PekerjaanIlmuwan, dosen Universitas Telkom

Assoc. Prof. Dr. Eng. Khoirul Anwar, S.T., M.Eng. (lahir 22 Agustus 1978)[1] adalah seorang ilmuwan Indonesia. Ia dikenal sebagai pemilik paten teknologi broadband yang menjadi standard pada International Telecommunication Union (ITU), baik untuk sistem teresterial (di bumi) maupun satelit (di luar angkasa).

Latar Belakang[sunting | sunting sumber]

Dr. Khoirul Anwar adalah anak dari pasangan (almarhum) Sudjiarto dengan Siti Patmi. Pria kelahiran Kediri ini adalah alumni Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung, lulus dengan predikat cumlaude pada tahun 2000, wisudawan terbaik sekolah teknik elektro dan informatika (STEI) dan tiga wisudawan terbaik se-ITB tahun 2000. Sebagai bentuk penghargaan Khoirul didaulat menjadi pembicara pada wisudawan ITB, Oktober 2000. Setelah bekerja di perusahaan IT di Jakarta selama sekitar dua tahun, Khoirul kemudian melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di Nara Institute of Science and Technology (NAIST), Jepang, dan memperoleh gelar M. Eng pada tahun 2005 serta Dr. Eng pada tahun 2008.

Ia telah menemukan teknik transmisi wireless dengan dua buah fast Fourirer transform (FFT), yaitu FFT kecil dan (I)FFT besar (dua pada transmitter dan dua pada receiver). Teknik ini mendapatkan penghargaan pada Januari 2006 dari IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) tahun 2006, di California dan menjadi standard international telecommunication union (ITU), ITU-R S.1878 and ITU-R S.2173.

Teknologi ini (beserta modifikasinya untuk multiple access) menjadi basis dari single carrier frequency division multiple access (SC-FDMA) yang dipakai pada uplink 4G LTE. Keuntungan dari penggunaan dua FFT tersebut adalah: (1) mampu meminimalkan dinamic range power sehingga efisien dan tahan terhadap nonlinearity pada amplifier, dan (2) untuk mendapatkan efek frequency diversity (karena FFT kecil/pertama melakukan "spreading" atau redundansi yang disebar ke seluruh subcarrier di (I)FFT besar/kedua) sehingga meminimalkan error pada penerima. Teknik ini sangat bermanfaat untuk sistem komunikasi broadband yang disertai dengan channel coding (karena efek broadband menyebabkan terjadinya frequency selectivity yang baru bisa diambil manfaatnya dengan menggunakan channel coding). Teknik ini telah dipatenkan tahun 2005 dengan mendapatkan full support (dana) dari pemerintah Jepang.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

JAIST[sunting | sunting sumber]

Setelah lulus S3 dari NAIST, Dr. Khoirul bekerja menjadi Assistant Professor di NAIST. Kemudian melanjutkan pekerjaan sebagai Assistant Professor di Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST), 2008 - 2016, dengan kolega Full Professor Tad Matsumoto dan Associate Professor Brian Michael Kurkoski. Adapun para mahasiswa yaitu Xiaobo Zhou, Meng Cheng (Simon) , Yasuhiro Takano, Muhammad Reza Kahar Aziz, Xin He, Ade Irawan (Baba Harun), Mohammad Nur Hasan, Shen Qian (Ken), dan Shofiati Nur Karimah. Kemudian, Ardimas Andi Purwita bergabung menjadi peneliti selama setahun disupervisi oleh Dr. Khoirul.

Penemuan OFDM tanpa Cyclic Prefix[sunting | sunting sumber]

OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) merupakan teknik modulasi untuk komunikasi wireless broadband yang tahan melawan frekuensi selective fading dan interferensi narrowband dan efisien menghadapi multi-path delay spread. Untuk mencapai hal tersebut, OFDM membagi aliran data high-rate mejadi aliran rate yang lebih rendah, yang kemudian dikirimkan secara bersama pada beberapa sub-carrier. OFDM biasanya memerlukan cyclic prefix (CP) sehingga efek channel circulant bisa diperoleh. Circulant pada channel ini sangat memudahkan perhitungan karena keberadaan FFT/IFFT pada OFDM. OFDM hanya menggunakan satu (I)FFT para transmitter dan satu FFT para receiver. Hanya saja penggunaan CP ini justru membuat transmisi data tidak efisien, karena CP sebenarnya symbol yang di-copy kemudian dikirimkan (tidak mengandung informasi).

Namun dengan konsep yang diusulkan oleh Khoirul bersama kolega, yaitu dengan equalization berantai, disebut chained turbo equalization (CHATUE), CP (juga guard interval) mampu dihilangkan sama sekali namun tidak mengurangi performance dari system. CP ini bisa dihilangkan dengan memanfaatkan dan mengumpulkan energi yang tersebar di awal dan di belakang blok data yang sedang diproses. Ini mirip dengan proses pengumpulan energi genki dama pada serial animasi Dragon Ball. Temuan Khoirul Anwar ini kemudian mendapatkan penghargaan Young Scientist Encouragement award pada Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology Conference (IEEE VTC) 2010-Spring yang digelar 16-19 Mei 2010, di Taiwan. Kini hasil temuan yang telah dipatenkan itu digunakan oleh sebuah perusahaan elektronik besar asal Jepang. Asisten Profesor berusia 31 tahun itu dapat mematahkan anggapan yang awalnya ‘tak mungkin’ di dunia telekomunikasi. Kini sebuah sinyal yang dikirimkan secara nirkabel, tak perlu lagi diperisai oleh guard interval (GI) untuk menjaganya kebal terhadap delay, pantulan, dan interferensi. Turbo equalizer akan membatalkan interferensi sehingga sinyal bisa diterima.

Dengan mengenyahkan CP atau GI, dan memanfaatkan dekoder turbo, secara teoretis malah bisa menghilangkan rugi daya transmisi karena tak perlu mengirimkan daya untuk GI. Hilangnya GI juga bisa diisi oleh parity bits yang bisa digunakan untuk memperbaiki kesalahan akibat distorsi (error correction coding). Gagasan ini sendiri, dikerjakan Khoirul bersama Tadashi Matsumoto, profesor utama di laboratorium tempat Khoirul bekerja. Saat itu ia dan Tadashi hendak mengajukan proyek ke Kinki Mobile Wireless Center. Setelah menurunkan formula matematikanya secara konkret, Khoirul meminta rekannya Hui Zhou, untuk membuat programnya. Metode ini mampu memecahkan problem transmisi nirkabel. Apalagi bisa diterapkan pada hampir semua sistem telekomunikasi, termasuk GSM (2G), CDMA (3G), dan cocok untuk diterapkan pada sistem 4G yang membutuhkan kinerja tinggi dengan tingkat kompleksitas rendah.

OFDM juga bisa diterapkan Indonesia, terlebih di kota besar yang punya banyak gedung pencakar langit dan daerah pegunungan. Sebab di daerah tersebut biasanya gelombang yang ditransmisikan mengalami pantulan dan delay lebih panjang. Temuan ini mendapat penghargaan Best Paper untuk kategori Young Scientist pada Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology Conference (IEEE VTC) 2010-Spring yang digelar 16-19 Mei 2010, di Taiwan. Temuan ini telah dipatenkan tahun 2010 dan kemungkinan besar dipakai untuk teknologi masa depan yang harus tetap optimal karena tantangan sinkronisasi (karena banyaknya device yang saling terhubung).

Publikasi (Conference)[sunting | sunting sumber]

  1. I. F. E. Sobiroh, K. Anwar, and H. Mukhtar, ”Rateless Raptor Codes for Reliable Wireless Capsule Endoscopy (WCE)”, The 27th International Conference on Telecommunications (ICT) 2020, Bali, Indonesia, October 2020.
  2. Luthfi Fauzi1, Khoirul Anwar1, and Hafidudin, ”Experiment of Routing for Mobile Cogni- tive Radio Base Station (MCRBS)”, The IEEE 10th Electrical Power, Electronics, Controls, Communications, and Informatics Seminar (EECIS) 2020, Malang, August 2020.
  3. Alhamdi Syukra, Khoirul Anwar, and Desti Madya Saputri, ”On the Design of Optimal Soft Demapper for 5G NR Wireless Communication Systems”, The IEEE 10th Electrical Power, Electronics, Controls, Communications, and Informatics Seminar (EECIS) 2020, Malang, August 2020.
  4. Cahya Budi Muhammad and Khoirul Anwar, ”Interference Mitigation using Adaptive Beam- forming with RLS Algorithm for Coexistence between 5G and Fixed Satellite Services in C- Band”, IEEE ICERA 2019, December 2019.
  5. Dammar Adi Sujiansyah, Khoirul Anwar, Aloysius Adya Pramudita, ”Biconical Antenna for Mobile Base Station for Post Disaster Area Wireless Communications”, 3rd SOFTT, Kuala Lumpur, Malaysia, November 2019.
  6. Dano Seto Anbela, Khoirul Anwar, and Trasma Yunita, ”Antenna Array for Doppler Spread Compensator on High Speed Railway”, 3rd SOFTT, Kuala Lumpur, Malaysia, November 2019.
  7. Muhammad Hendra Maulana Sambas, Abdul Khamid Ridwanuddin, Khoirul Anwar, Ikhfan Ammar Rangkuti and Nachwan Mufti Adrianyah, ”Performances of Future Railway Mo- bile Communications System Under Indonesia Railway Channel Model”, 3rd SOFTT, Kuala Lumpur, Malaysia, November 2019.
  8. Reni Dyah Wahyuningrum, Khoirul Anwar and Levy Olivia Nur, ”Humidity Effect to The Indonesia 5G Model at 3.3 GHz”, 3rd SOFTT, Kuala Lumpur, Malaysia, November 2019.
  9. Matsna Nuraini Rahman, Khoirul Anwar and Levy Olivia Nur, ”Indonesia 5G Channel Model Considering Temperature Effects at 28 GHz”, 3rd SOFTT, Kuala Lumpur, Malaysia, Novem- ber 2019.
  10. Fauzil Mufassa and Khoirul Anwar, ”Extrinsic Information Transfer (EXIT) Analysis for Short Polar Codes”, 3rd SOFTT, Kuala Lumpur, Malaysia, November 2019.
  11. Citra Yasin Akbar Fadhlika and Khoirul Anwar, ”Downscaled LDPC Codes for Indonesia Dig- ital Video Broadcasting Terrestrial 2nd Generation (DVB-T2)”, 3rd SOFTT, Kuala Lumpur, Malaysia, November 2019.
  12. Tides Anugraha, Khoirul Anwar, and Sigit Jarot, ”Cellular Communications–based Detec- tion to Estimate Location of Victims Post-Disaster”, 3rd SOFTT, Kuala Lumpur, Malaysia, November 2019.
  13. Obed Rhesa Ludwiniananda, Khoirul Anwar, and Budi Syihabuddin, ”Investigating Bhat- tacharyya Parameters for Short and Long Polar Codes in AWGN and Rayleigh Fading Chan- nels”, ICONISTECH, Bandung, Indonesia, July 2019.
  14. Citra Yasin Akbar Fadhlika, Khoirul Anwar, and Ahmad Sugiana, ”Analysis on Doppler Effect for Future Railway Mobile Communication System in Indonesia”, ICONISTECH, Bandung, Indonesia, July 2019.
  15. Fadli Afandi Putra, Khoirul Anwar, and Levy Olivia Nur, ”EXIT Analysis for 5G NR Demap- per and Further Enhancements”, ICONISTECH, Bandung, Indonesia, July 2019.
  16. Muhammad Adib Kamali, Khoirul Anwar, and Desti Madya Saputri, ”Reliable Communica- tion System for Monitoring of Transportation in Mining Industries”, ICONISTECH, Bandung, Indonesia, July 2019.
  17. Rahmattio Fa’is Baihaqi, Khoirul Anwar, and Rina Pudji Astut,i ”Barometric Pressure Ef- fect on 5G Channel Model Validated using Convolutional Codes”, ICONISTECH, Bandung, Indonesia, July 2019.
  18. Abdul Khamid Ridwanuddin, Khoirul Anwar, and Ahmad Sugiana, ”Study on Interference Between Future Railway Mobile Communication System (FRMCS) and Cellular GSM in In- donesia”, ICONISTECH, Bandung, Indonesia, July 2019.
  19. Anita Setyaningtyas, Khoirul Anwar, and Desti Madya Saputri, ”Study on Radio Frequency Profile of Indonesia Digital Television DVB-T2 Channel Model for Rural Areas”, ICONISTECH, Bandung, Indonesia, July 2019.
  20. Dian Fitriyani, Khoirul Anwar, and Desti Madya Saputri, ”Study on Radio Frequency Profile of Indonesia Digital Television DVB-T2 for Urban Areas”, ICONISTECH, Bandung, Indonesia, July 2019.
  21. Tita Haryanti, Khoirul Anwar, and Rina Pudji Astuti, ”Frequency Domain-Extended Coded Random Access Scheme for Spectrum Sharing Between 5G and Fixed Satellite Services”, IEEE ICISGSYS 2019, Bandung, Indonesia, July 2019.
  22. Arini Fitri, Desti Madya Saputri, and Khoirul Anwar, ”Simple Rateless Codes Based on 5G New Radio QC-LDPC Codes for Internet of Things”, IEEE ICISGSYS 2019, Bandung, In- donesia, July 2019.
  23. Nusriyati Mahmudah Nashuha, Khoirul Anwar, and Gunawan Wibisono, ”Optimal Degree Distribution with Minimal Stopping Sets in Coded Random Access for Massive IoT Commu- nications”, The International Conference on Innovative Research and Development (ICIRD), Jakarta, Indonesia, 28-29 June 2019.
  24. Iswahyudi Hidayat, Adit Kurniawan, Mohammad Sigit Arifianto, Linda Meylani, and Khoirul Anwar, ”Practical Decoding Scheme for Doubly Irregular Sparse Code Multiple Access”, 26th IEEE International Conference on Telecommunications, Ha Noi, Vietnam, April 8–10, 2019.
  25. Muhammad Reza Kahar Aziz, Shofiyati Nur Karimah, Niimi Yoshio, Khoirul Anwar, Tad Matsumoto, “Achieving Accurate Geo-location Detection Using Joint RSS-DOA Factor Graph Technique,” in Proc. 2016 10th International Conference on Telecommunication Systems Services and Applications (TSSA), Denpasar, Indonesia, 6 – 7 October 2016, DOI: 10.1109/TSSA.2016.7871076.
  26. Muhammad Reza Kahar Aziz, Khoirul Anwar, and Tad Matsumoto, “DRSS-based Factor Graph Geolocation Technique for Position Detection of Unknown Radio Emitter,” in Proc. 2016 22nd European Wireless (EW), Oulu, Finland, 18 – 20 May 2016.
  27. Muhammad Reza Kahar Aziz, Khoirul Anwar, Yamaguchi, Shintaro Araya, and Tad Matsumoto, “Monitoring Spot Configuration of RSS-based Factor Graph Geolocation Technique in Outdoor WSN Environments,” in Proc. 2015 The Institute of Electronics, Information and Communication Engineers (IEICE) General Conference, Kusatsu, Kyoto, Japan, 24 February 2015.

Publikasi (Jurnal)[sunting | sunting sumber]

  1. Muhammad Reza Kahar Aziz, Khoirul Anwar, and Tad Matsumoto, “A new DOA-based factor graph geolocation technique for detection of unknown radio wave emitter position using the first-order Taylor series approximation,” EURASIP Journal on Wireless Communications and Networking (JWCN), 2016(1), 189, 18 Agustus 2016, Springer International Publishing. Full paper, Scopus Q2, WoS IF 1.408

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Lua error in Modul:Authority_control at line 1174: attempt to index field 'wikibase' (a nil value).