Hayu Dyah Patria: Perbedaan antara revisi

Dari Wiki Javasatu
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
dw>InternetArchiveBot
(Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5)
 
k (1 revisi diimpor)
 
(Tidak ada perbedaan)

Revisi terkini sejak 7 Oktober 2023 05.46

Hayu Dyah Patria
Berkas:Hayu dyah.jpg
Lahir27 Januari 1981 (umur 43)
Gresik, Jawa Timur
KebangsaanIndonesia Indonesia
PekerjaanMemanfaatkan tumbuhan liar sebagai pangan.
Dikenal atasMengembangkan gizi di tanaman liar, mendapat penghargaan Satu Award.

Hayu Dyah Patria (lahir 27 Januari 1981) adalah seorang pemberdaya makanan yang mendapat penghargaan Satu Award.

Inisiatif[sunting | sunting sumber]

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Ia memanfaatkan tanaman liar untuk memenuhi gizi masyarakat. Bahkan, ia berencana untuk mengadakan festival makanan dari tanaman pangan liar dengan liputan media massa nasional dan internasional untuk mempromosikan kegiatan ini.[1]

Perkenalannya dengan tanaman liar bermula pada tahun 2004. Ketika itu mahasiswi Universitas Widya Mandala Surabaya ini hendak membuat penelitian tentang kandungan gizi mangrove.[2]

Pengabdian[sunting | sunting sumber]

Sejak tahun 2009 lalu, Dyah telah memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di Desa Galengdowo, Jombang, Jawa Timur untuk memanfaatkan tanaman liar sebagai bahan makanan.[3]

Pertama-tama, ia menanyakan pada para lansia yang tinggal di desa-desa dan menanyakan kepada mereka tentang tanaman yang pernah mereka makan sewaktu muda. Dari keterangan yang ia dapat, banyak tanaman liar yang sebenarnya dapat dimakan seperti krokot, daun racun, tempuyung, legetan, dan sintrong.[3]

Dampak inisiatif[sunting | sunting sumber]

Kini, Hayu sudah berhasil mengidentifikasikan sekitar 300 spesies tanaman liar. Ia juga berhasil mengundang kalangan akademis dan peneliti untuk menemukan kandungan nutrisi tanaman pangan liar, dan berhasil meneliti 10 tanaman pangan liar secara mendalam.[1]

Dan dampaknya bagi masyarakat desa adalah masyarakat mulai mengkonsumsi lebih banyak tanaman pangan liar dibanding makanan olahan dan terbiasa memelihara tanaman liar. Dan dampaknya bagi Desa Galengdowo adalah desa ini sudah memberikan presentasi di luar negeri mengenai apa yang telah mereka lakukan untuk mengatasi gizi buruk.[1]

Prestasi[sunting | sunting sumber]

Pada Minggu, 30 Oktober 2011 lalu, PT Astra Internasional Tbk menggelar malam penganugerahan "Satu Indonesia Award" di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Jakarta Selatan, Ahad (30/10).[4] Adapun, penghargaan ini diserahkan kepada 5 orang dengan seleksi ketat. Salah satunya yang terpilih adalah Hayu Dyah Patria.[4]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. 1,0 1,1 1,2 "Profile:Mantasa". solve.sg. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-12. Diakses tanggal 12 August 2012. 
  2. "Satu Indonesia Award:Pemenang Sebelumnya". Astra International. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-11. Diakses tanggal 12 August 2012. 
  3. 3,0 3,1 Fahriyadi (26 July 2012). "Hayu menyulap tanaman liar jadi makanan". Kontan.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-11. Diakses tanggal 2012-08-11. 
  4. 4,0 4,1 "Astra Internasional Gelar Malam Anugerah "Satu Indonesia Award"". Metrotv news. 30 October 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-12. Diakses tanggal 2012-08-12. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]